Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sementara pemerintah menyerap lebih sedikit di Rp 23 triliun dari target indikatif di Rp 25 triliun. Ramdhan berpendapat pemerintah memenangkan lebih sedikit hasil lelang karena yield yang ditawarkan investor cenderung tinggi di tengah ketidakpastian pasar. "Pemerintah jadi menyerap seri dengan yield yang mencerminkan yield di pasar, ini bagian dari bargaining pemerintah memilih yield yang sesuai pasar," kata Ramdhan.
Fayadri menambahkan ada dua kemungkinan penyebab pemerintah menyerap lebih rendah dari target indikatif. Pertama, ada proyeksi bahwa kebutuhan pembiayaan APBN tahun 2022 yang berasal dari utang akan lebih rendah dari target awal. Kedua, pemerintah melihat ada potensi penerimaan dari Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang akan dijalankan di tahun ini.
Seri SPN12230203 mendapat penawaran paling tinggi sebesar Rp 25,23 triliun. Di urutan kedua, seri SPN03220518 menerima penawaran masuk sebesar Rp 15,96 triliun.
Baca Juga: Kenaikan CDS Indonesia Dinilai Hanya Bersifat Sementara
Ramdhan mengamati seri tenor pendek lebih banyak diminati karena seri tersebut memiliki risiko yang lebih rendah dari tenor panjang. Apalagi, di tengah ketidakpastian ekonomi masih menyelimuti.
Jika di Maret The Fed sudah mengumumkan dengan jelas jadwal kenaikan suku bunga mereka, Ramdhan memproyeksikan ketidakpastian ekonomi secara global akan mereda dan minat investor ke lelang obligasi pemerintah berpotensi naik kembali.
Di lelang selanjutnya, Fayadri mencatat faktor yang mempengaruhi hasil lelang adalah agenda yang pelaku pasar tunggu dalam waktu dekat adalah rapat Federal Open Market Commiittee (FOMC) di 17 Maret. Selain itu, krisis Rusia dan Ukraina akan menjadi perhatian dunia dan berdampak banyak ke aktivitas global.
Dari dalam negeri, kondisi likuiditas yang masih kuat akan jadi penyokong pelaksanaan lelang SUN. Jangan lupa, program PPS akan menentukan pula strategi pembiayaan atawa penerbitan SUN oleh pemerintah sampai akhir tahun ini.
Baca Juga: Pefindo Tetap Optimistis pada Pertumbuhan Penerbitan Surat Utang Korproasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News