Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Made menjelaskan perbankan tidak lagi bisa secara optimal merebutkan dana pihak ketiga karena mereka kredit yang diproyeksikan menurun. Apalagi imbas pandemi, baik individu maupun korporasi juga berpotensi menarik tabungan dari perbankan.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menambahkan, national saving Indonesia memang terbatas sehingga memang harus ditambal dengan global bond yang memanfaatkan likuiditas global. Fikri menambahkan, kesuksesan penerbitan obligasi global juga didukung oleh tingkat inflasi domestik yang masih terjaga di sekitar 2%.
Di sisi lain, dana asing yang masuk ke lelang SBN belum tumbuh signifikan. Made melihat kepemilikan asing di SBN belum tumbuh karena investor asing masih khawatir. "Penguatan rupiah belakangan ini cenderung didorong pelemahan dolar AS sementara dari domestik belum ada perbaikan ekonomi yang signifikan," kata Made.
Baca Juga: Target pertumbuhan ekonomi direvisi, begini rincian asumsi ekonomi makro tahun 2020
Bahkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua dan ketiga juga diproyeksikan akan menurun, sehingga investor asing masih cenderung menahan diri. Alhasil, investor asing kini cenderung memburu global bond Indonesia karena memiliki risiko yang lebih rendah dari dari sisi volatilitas nilai tukar.
Made mengatakan kesuksesan penerbitan global bond akan berdampak positif pada pasar SBN. Implikasinya obligasi global bisa membuat cadangan devisa naik dan menjadi benteng yang menjaga kestabilan rupiah. Dengan nilai tukar bergerak stabil maka investor asing lambat laun akan tertarik masuk ke pasar SBN.
Dengan begitu, global bond kini menjadi alternatif untuk mengembangkan pasar obligasi Indonesia. Fikri juga memproyeksikan tren penerbitan global bond masih akan terjadi hingga tiga tahun ke depan seiring dengan kebijakan penggelontoran stimulus bank sentral global sebagai upaya untuk menumbuhkan ekonomi setelah pandemi.
Baca Juga: BI pangkas bunga acuan jadi 4,25%, ekonom Danamon: Masih ada ruang penurunan 0,25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News