kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lelang sukuk pada Selasa depan bisa oversubscribes


Jumat, 23 Januari 2015 / 17:23 WIB
Lelang sukuk pada Selasa depan bisa oversubscribes
ILUSTRASI. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau lokasi pembangunan Bandara VVIP di Ibu Kota Nusantara (IKN)KONTAN/Baihaki/8/6/2023


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang sukuk negara pada Selasa (27/1) pekan depan. Mengutip situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), pemerintah akan menawarkan 3 seri PBS yakni PBS006 (tenor 5 tahun), PBS007 (tenor 25 tahun) dan PBS008 (tenor 1,5 tahun) dan 1 seri SPN yakni SPN-S14072015 (tenor 6 bulan).  Target indikatifnya sama dengan lelang sebelumnya sebesar Rp 2 triliun.

Pada lelang perdana sukuk negara pada 13 Januari 2015, pemerintah kebanjiran penawaran alias oversubscribes hingga 6 kali lipat lebih dari target indikatif yakni sebesar Rp 13,75 triliun. Saat itu seri tenor pendek yakni PBS008 yang merupakan seri baru, dan SPN-S14072015 mendapat total penawaran hingga Rp 10,79 triliun.

Head of Fixed Income Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet mengatakan, ada potensi lelang Selasa pekan depan bisa kembali mengulang oversubscribes hingga 6 kali lipat. Hanya saja, lanjutnya, hal tersebut bisa terulang jika investor asing kembali ikut ambil bagian pada lelang sukuk dengan jumlah besar.

“Saya masih ragu apakah investor asing sebenarnya mau masuk ke sukuk tenor pendek,” ujar Yudistira. Ia mengatakan karakteristik investor asing lebih tertarik pada surat utang dengan tenor panjang. Terlebih bagi sukuk negara terdapat hambatan bahwa likuiditasnya di pasar sekunder cukup sepi.

“Sehingga investor asing lebih mengandalkan yield sukuk tenor panjang dibanding capital gain-nya di pasar sekunder. Beda dengan Surat Utang Negara (SUN) tenor panjang yang likuiditasnya memang bagus,” ungkap Yudistira.

Dengan asumsi tersebut, Yudistira memperkirakan lelang sukuk nanti paling tidak oversubscribes 2 kali hingga 3 kali lipat. Ia bahkan menambahkan merupakan sebuah kejutan jika oversubscribes lelang nanti bisa sebesar lelang perdana sukuk kemarin. Meski, tambahnya, potensi ini tetap terbuka lebar sebagai akibat kebijakan stimulus Bank Sentral Eropa yang masuk ke emerging market seperti Indonesia.

Analis obligasi Millenium Danatama Indonesia, Desmon Silitonga juga mengatakan hal serupa. Menurutnya lelang sukuk pekan depan bergantung pada sejauh mana kontribusi investor asing. Ia menilai sepanjang tahun lalu, investor asing belum melihat sukuk sebagai instrumen investasi yang menjanjikan.

“Secara historis peserta lelang sukuk mayoritas investor domestik seperti perbankan syariah. Investor asing selalu menunggu lelang SUN karena memang lebih menarik,” ujar Desmon.  

Sementara ia juga memprediksi pemerintah bisa menyerap melebihi target indikatif seperti pada lelang sukuk perdana 2015. Pasalnya kini pasar SUN domestik tengah bergairah sehingga dapat menekan yield. Akibatnya pemerintah akan diuntungkan bahwa yield yang diminta investor pada lelang sukuk nanti bisa ditekan seminim mungkin sehingga cost of fund pemerintah bisa ikut turun.

“Potensi oversubscribes sekitar Rp 10 triliun – Rp 12 triliun kalau investor asing ikut banyak. Dari situ pemerintah bisa menyerap kembali sekitar Rp 6 triliun mumpung yield sedang turun,” ujar Desmon. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×