kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah menargetkan lelang sukuk Rp 2 Triliun


Jumat, 09 Januari 2015 / 18:23 WIB
Pemerintah menargetkan lelang sukuk Rp 2 Triliun
ILUSTRASI. Ucapan Hari Anak Nasional 2023 bisa untuk mengingatkan kita pentingnya peran anak-anak terhadap masa depan bangsa.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Lamgiat Siringoringo

JAKARTA. Pemerintah kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (13/1) depan. Pemerintah menargetkan lelang ini bisa menyerap dana Rp 2 triliun.

Dalam lelang kali ini,pemerintah menawarkan dua seri project based sukuk (PBS). Yakni, PBS 006 (reopening) yang akan jatuh tempo 18 September 2020 dengan imbal hasil atau yield 8,25%. Lalu ada juga seri PBS007 yang akan jatuh tempo 15 September 2040 dengan yield 9%.

Lelang ini juga menawarkan dua seri anyar. Yakni seri PBS008 (new issuance) yang akan jatuh tempo 15 Juni 2016 dan SPN-S14072015 yang akan jatuh tempo 14 Juli 2015 dengan imbalan diskonto.

Lelang akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN. Lelang bakal bersifat terbuka atau open audion dengan menggunakan metode harga beragam atau multiple price. Adapun setelmen dijadwalkan pada 15 Januari 2015.

I Made Adi Saputra, Fixed Income Analyst BNI Securities memperkirakan investor masih akan menyerbu instrumen bertenor pendek SPN0S14072015 dalam lelang tersebut. "Prospek sukuk masih akan menarik, namun saya perkirakan mayoritas permintaan masih akan didominasi oleh SPN-S," kata Made, Jakarta, Jumat (9/1).

Menurut Made, masih tingginya fluktuasi di pasar obligasi memicu investor memburu tenor pendek untuk mengurangi risiko. Saat pasar volatile, harga obligasi bertenor pendek tidak akan tertekan dalam apabila dibandingkan tenor panjang.

Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan pasar obligasi di awal tahun ini masih akan dibayangi volatilitas. "Tingginya volatilitas diprediksi disebabkan oleh belum adanya kepastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed," kata Handy.

Disamping itu, Made melanjutkan, investor memburu seri bertenor pendek lantaran lebih likuid dibandingkan obligasi berjangka waktu panjang.

Kendati demikian, dia memperkirakan investor juga masih akan masuk ke tenor panjang seperti PBS007.Seri ini diincar investor jangka panjang seperti dana pensiun dan asuransi. "Terutama karena imbalan seri ini cukup tinggi mencapai 9%. Asuransi dan dana pensiun masuk guna asset liabilities management," ujar Made. Ia memprediksi seri PBS006 akan ditetapkan dengan yield dikisaran 7,81% hingga 7,87%. Kemudian, seri PBS007 akan ditetapkan dengan yield sekitar 8,65% hingga 8,75% dan seri PBS008 sekitar 7,37% hingga 7,43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×