Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Investor menyerbu lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk perdana di tahun ini. Sukuk seri tenor pendek menjadi primadona. Pada lelang yang digelar Selasa (13/1), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang ementerian Keuangan, melego empat seri sukuk.
Tiga seri project based sukuk (PBS) itu yakni PBS006 bertenor 5,5 tahun, PBS007 tenor 25,5 tahun, dan seri baru PBS008 bertenor 1,5 tahun. Satu seri lagi adalah SPN-S14072015 yang bertenor enam bulan. Seri SPN mendulang permintaan masuk (incoming bids) terbesar, yaitu mencapai Rp 5,6 triliun. Diikuti seri PBS008 dengan incoming bids senilai Rp 5,19 triliun.
Lelang ini meraih total permintaan Rp 13,75 triliun atau enam kali lipat dari target indikatif sebesar Rp 2 triliun. Dari total tersebut, pemerintah menyerap Rp 6,87 triliun.
Rinciannya, PBS006 senilai Rp 1,05 triliun, PBS007 Rp 1,16 triliun, PBS008 Rp 4,16 triliun, dan SPN-S14072015 senilai Rp 500 miliar.
Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia Anup Kumar menyebutkan, lelang ini tergolong fantastis dari jumlah penawaran yang masuk. Tahun lalu saja, permintaan terbesar pada lelang sukuk hanya Rp 5,69 triliun.
Menurut Kumar, minat investor mendadak tinggi pada lelang sukuk akibat seri anyar yang ditawarkan, PBS008. Investor melihat, seri bertenor 1,5 tahun ini dapat mengurangi tingkat risiko minimnya likuiditas di pasar sekunder.
Kumar bilang, pemerintah menyerap hingga tiga kali lipat dari target, lantaran yield yang diminta investor tergolong wajar. Yield terendah yang masuk pada PBS007 sebesar 8,5%, dan tertinggi 9,59%. Jadi, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan 8,62%.
Angka tersebut lebih kecil ketimbang yield di pasar sekunder sebesar 8,91%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News