kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lelang SBSN pekan depan diramal ditawar Rp 30 T


Jumat, 08 September 2017 / 17:37 WIB
Lelang SBSN pekan depan diramal ditawar Rp 30 T


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Pemerintah bakal kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara Selasa mendatang (12/9).

I Made Saputra, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, memperkirakan nilai penawaran yang masuk dalam lelang kali ini berpotensi mencapai Rp 25 triliun - Rp 30 triliun. Angka ini lebih besar ketimbang target indikatif yang diusung pemerintah sebesar Rp 5 triliun.

Senada, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia juga yakin, penawaran pasar bakal melebihi target nilai penawaran lelang nanti.

"Kalau tidak butuh-butuh amat, pemerintah cukup ambil dana sampai Rp 7 triliun saja sebenarnya," ungkapnya.

Adanya faktor penurunan imbal hasil dari Surat Utang Negara (SUN) membuat investor terdorong untuk menempatkan dana investasinya pada SBSN. "Rata-rata imbal hasil dari SBSN lebih tinggi sebanyak 20 basis poin - 35 bps dibandingkan dengan imbal hasil SUN dengan tenor yang sama," papar Made.

Berdasarkan lelang selasa (5/9) silam, SUN jangka panjang dengan seri FR0074 memiliki tingkat kupon sebesar 7,5%. Nilai tersebut masih lebih kecil bila dibandingkan dengan tawaran imbal hasil dari SBSN jangka panjang seri PBS012 yang mencapai 8,875%.

Penawaran SBSN nanti juga akan dipengaruhi oleh sentimen positif dari dalam negeri seperti tingkat inflasi yang stabil. Bahkan, Agustus lalu Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,07%.

Di samping inflasi, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, BI 7-day reverse repo rate sebesar 4,5% turut mendukung potensi nilai penawaran surat berharga dalam jumlah yang besar. Anil pun yakin kemungkinan pemerintah menaikan suku bunga acuan tergolong kecil untuk beberapa waktu ke depan. "Bukan tidak mungkin suku bunganya turun lagi," ujar Anil.

Lebih lanjut, Anil bilang, jika suku bunga turun di tengah inflasi yang terkendali, hal itu akan mempengaruhi harga obligasi. "Harganya akan naik. Jadi para investor semakin tertarik untuk membeli surat berharga," katanya.

Dalam lelang Selasa nanti, pemerintah menawarkan satu SBSN seri baru, yakni SPN-S 13032018. Selain itu, teredapat empat Surat Berharga Syariah Negara lama, semisal PBS013, PBS014, PBS011, dan PBS012. Tingkat imbal tertinggi disematkan pada SBSN seri PBS012 sebesar 8,875%.

Baik Anil dan Made memprediksi, surat berharga dengan tenor pendek akan laris manis di mata para investor.

"Dari lelang-lelang sebelumnya, seri yang diminati para investor adalah seri SPN-S 13032018 serta PBS013," terang Made.

Meski begitu, para investor diyakini juga tetap melakukan penawaran terhadap surat berharga jangka menengah dan jangka panjang. Hal itu mengingat surat-surat tersebut memiliki tingkat imbal yang tinggi sebesar 8,875%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×