Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen makro ekonomi dan geo-politik global saat ini membawa harga komoditas energi dan tambang bergerak dengan laju yang beragam. Beberapa melaju kencang, namun ada juga yang cenderung stagnan.
Komoditas yang dalam beberapa bulan terakhir berkilau adalah emas, yang harganya menuju level tertinggi di US$ 2.500 per ons troi. Tradingeconomics mencatat harga emas pada perdagangan Rabu (14/8) berada di level US$ 2.450 per ons troi.
Batubara tak mau ketinggalan. Dalam sebulan belakangan harga batubara kembali membara, dan membuka jalan menuju level harga US$ 150 per ton. Saat ini, harga batubara sedang bertengger di area US$ 146,90 per ton.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Batubara Saat Harga Komoditas Kembali Memanas
Berbeda dari harga minyak mentah yang cenderung stagnan di level US$ 80 per barel. West Texas Intermediate (WTI) sedang berada di area harga US$ 77,82 per barel, sedangkan brent bergerak di area US$ 80,27 per barel.
Sementara itu, harga nikel kontrak berjangka masih relatif landai di posisi US$ 16.401 per ton. Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengamati pergerakan harga komoditas saat ini dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global yang beragam.
Mulai dari tingkat inflasi, kebijakan suku bunga bank sentral terutama The Fed, hingga ketegangan tensi geo-politik seperti di Timur Tengah. Berbagai sentimen ini punya dampak yang berbeda pada masing-masing komoditas.
Hendra mencontohkan emas yang harganya terangkat oleh langkah investor mencari aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tensi geo-politik. Kemudian, harga batubara terdongkrak oleh sejumlah katalis, terutama kuatnya permintaan dari Asia.
Sedangkan harga minyak mentah cenderung stagnan lantaran pasokan global masih cukup stabil dan ketidakpastian permintaan.
"Perbedaan tren harga ini mencerminkan setiap komoditas memiliki faktor penentu yang unik. Tergantung permintaan global, kebijakan moneter, dan stabilitas geo-politik," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Rabu (14/8).
Di sisi lain, harga komoditas menjadi sentimen yang signifikan terhadap pergerakan harga saham emiten energi dan tambang. Performa saham energi dan tambang turut mengerek naik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sedang kembali membuka jalan menuju level tertinggi (all time high).
Pada perdagangan Rabu (14/8), IHSG melejit 1,08% ke level 7.436,03. Dalam posisi ini, secara year to date indeks sektoral saham energi melonjak paling tinggi sebesar 22,04%. Sementara itu, sektor barang baku yang banyak dihuni oleh saham tambang mineral-logam mengakumulasi penguatan 3,62%.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengatakan, saham-saham komoditas energi dan tambang punya bobot yang cukup besar bagi IHSG. Laju kencang IHSG saat ini sejalan dengan momentum positif pada saham komoditas.
Baca Juga: Proyeksi Harga Komoditas Energi : Minyak Lesu, Gas Alam dan Batubara Bakal Melaju
Hanya saja, William mengingatkan ketidakpastian global masih membayangi. Salah satu pemicunya bisa datang dari efek pemilihan presiden Amerika Serikat. "Kalau ketidakpastian meningkat, umumnya komoditas akan jadi pilihan, hasilnya pergerakannya lebih volatile," ungkap William.
Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menambahkan, ada tiga sentimen yang berpotensi menggerakkan harga komoditas. Meliputi tensi geo-politik di Timur Tengah, pemulihan ekonomi China serta antisipasi mendekati musim dingin di akhir tahun.
Siklus musiman itu biasanya menjadi katalis penting bagi permintaan komoditas energi.
"Permintaan akan komoditas cenderung naik yang mengakibatkan harga terkerek sehingga mendorong kenaikan harga-harga saham komoditas," ujar Daniel.
Meski begitu, Daniel mengingatkan agar pelaku pasar tetap selektif dalam memilih saham energi dan tambang.
Baca Juga: Harga Minyak Naik, Imbas Kekhawatiran Perang Timur Tengah dan Penurunan Stok AS
Daniel merekomendasikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM), dengan target harga masing-masing di Rp 3.400 dan Rp 1.500.
Sementara Hendra menyematkan rekomendasi buy untuk saham ADRO, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Target masing-masing berada di level Rp 3.500, Rp 2.900 dan Rp 1.405.
Sedangkan William menjagokan saham ADRO, PTBA, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News