kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Begini Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC) di Tengah Fluktuasi Harga Minyak


Selasa, 30 Juli 2024 / 08:03 WIB
Begini Rekomendasi Saham Medco Energi (MEDC) di Tengah Fluktuasi Harga Minyak
ILUSTRASI. para analis memberikan rekomendasi saham Medco Energi Internasional (MEDC)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) diperkirakan tetap positif untuk tahun 2024. Rendahnya biaya produksi dan kepemilikan saham di PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi pendorongnya.

Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe mengatakan bahwa kinerja MEDC tergantung dari pergerakan harga minyak dan gas. Namun, di tengah tren penurunan harga minyak, ia meyakini kinerja MEDC masih tetap positif.

"Jika dibilang harga minyak turun, sebetulnya tidak, karena ada upaya OPEC+ dan Rusia berupaya menjaga harga tidak turun terlalu dalam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).

Ia memperkirakan harga minyak dunia dikisaran US$ 70 - US$ 80 per barel. Dus, Kiswoyo memperkirakan MEDC mampu mencetak pertumbuhan laba bersih 5%-10%.

Baca Juga: Kinerja AMMN, ANTM & INCO: Perolehan Laba, Rekomendasi Saham dan Target Harganya

Hal itu mengingat biaya produksi MEDC terbilang rendah, yakni di bawah US$ 10 per barel. "Lalu juga memiliki saham di AMMN, sehingga akan mendorong bottom line," sambungnya.

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menambahkan bahwa MEDC telah mengantisipasi pergerakan harga minyak dan gas dengan 'perjanjian collar. Yakni, sebuah strategi manajemen risiko yang digunakan oleh perusahaan untuk melindungi diri dari fluktuasi harga yang terlalu ekstrem.

"Sederhananya, perusahaan ini telah mengunci harga jual (harga ceiling) dan harga beli (harga floor) untuk suatu komoditas tertentu dalam jangka waktu tertentu," paparnya.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya justru berpandangan bahwa kinerja MEDC akan terkoreksi di tahun 2024. Salah satunya karena adanya sedikit penurunan pada lifting akibat divestasi Ophir Vietnam Block 12W B.V. (OVBV) di bulan April. Pada tahun 2023, Blok 12W memproduksi 2,9MBOEPD.

Untuk semester I, Ia memperkirakan masih akan 'inline' sesuai estimasinya dan konsensus. Sebab, ia memperkirakan pendapatan MEDC di kuartal II sebesar US$ 557 juta atau 0,6% secara tahunan (YoY) dan 0,1% kuartalan (QoQ) dan laba bersih US$ 89 juta atau melesat 138% YoY dan 13% QoQ.

Baru pada semester kedua, Timothy memperkirakan produksi MEDC akan mengalami penurunan produksi karena adanya pemeliharaan terjadwal di Senoro. Pada tahun 2023, Senoro menghasilkan 20,8MBOEPD.

"Hal itu akan mengakibatkan berkurangnya volume lifting dan biaya tunai yang lebih tinggi," katanya.

Menurutnya, pada semester II kinerja MEDC akan lebih didorong dari AMMN. Sebab, Amman Mineral akan diuntungkan oleh harga emas dan tembaga yang naik 12% dan 17% QtD dan peningkatan volume penjualan pada kuartal III setelah commissioning smelter dan perpanjangan ijin ekspor yang diharapkan.

 

BRI Danareksa Sekuritas menurunkan perkiraan produksi MEDC di 2024 menjadi 150MBOEPD atau lebih rendah 9,6% dibandingkan estimasi sebelumnya. Hal itu juga memperhitungkan produksi yang lebih rendah dari blok Corridor karena kepemilikan yang lebih rendah setelah perpanjangan kontrak dan tidak termasuk produksi dari blok Ophir 12W yang baru saja didivestasikan.

Pihaknya juga menurunkan perkiraan laba bersih MEDC menjadi US$ 327 juta dari US$ 358 juta. Namun, ia tetap merekomendasikan buy dengan target harga yang lebih rendah menjadi Rp 1.700 dari sebelumnya Rp 1.950.

Adapun Kiswoyo merekomendasikan buy on weakness MEDC dengan target harga Rp 1.500. Sementara untuk jangka pendek, Sukarno merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 1.405.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×