kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Laba XL Axiata (EXCL) tergerus jadi Rp 321 miliar pada kuartal I, ini kata perusahaan


Selasa, 27 April 2021 / 14:44 WIB
Laba XL Axiata (EXCL) tergerus jadi Rp 321 miliar pada kuartal I, ini kata perusahaan
ILUSTRASI. Petugas memeriksa salah satu BTS XL Axiata yang terdampak banjir di Jakarta, Kamis (25/2). KONTAN/Baihaki/25/02/2021


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba bersih Rp 321 miliar pada kuartal I-2021 dan mempertahankan marjin EBITDA 50%. Meskipun begitu, dibanding periode sama tahun sebelumnya, laba bersih XL Axiata tersebut merosot 78,91% dari Rp 1,52 triliun karena pada kuartal I tahun lalu, XL Axiata memperoleh tambahan keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarni mengatakan, profitabilitas perusahaan pada kuartal I-2021 ini masih dapat dicapai karena XL Axiata terus fokus mengimplementasikan operational excellence dan digitalisasi di berbagai lini. 

"Selain itu, upaya peningkatan efisiensi bisnis terus kami upayakan. Kami juga meluncurkan produk-produk yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics sehingga upaya up selling melalui saluran penjualan omni channel bisa dilakukan dengan tepat," kata Dian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/4).

Baca Juga: Zyrexindo (ZYRX) akan lunasi pembelian tanah dan bangunan senilai Rp 35,02 miliar

Beban operasional XL Axiata di kuartal pertama 2021 menurun sebesar 6% year on year (yoy) sejalan dengan berkurangnya interkoneksi dan beban langsung lainnya sebesar 28%. Hal in disebabkan interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan lalu lintas layanan legacy, yakni SMS dan voice.

Selain itu, biaya tenaga kerja menurun 23% yoy karena revisi provisi remunerasi dan biaya infrastruktur lebih kecil 11% yoy seiring dengn sewa menara yang lebih rendah. Sementara itu, beban pemasaran meningkat 16% yoy karena adanya peningkatan biaya komisi.

Dari segi top line, XL Axiata juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 3,84% yoy, dari Rp 6,5 triliun menjadi Rp 6,25 triliun. Meskipun begitu, XL Axiata mencatat peningkatan kontribusi pendapatan data terhadap pendapatan layanan (service revenue) menjadi 94%. Penetrasi smartphone XL Axiata yang sebesar 90% juga menjadi yang tertinggi di industri.

Selanjutnya, trafik data sepanjang kuartal 1-2021 meningkat 40% yoy, dari 997 Petabyte menjadi 1.391 Petabyte. Trafik data ini tetap meningkat meskipun total pelanggan meningkat tipis dari 55,49 juta di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 56,02 juta di periode saat ini.

Menurut Dian, peningkatan kontribusi pendapatan layanan data dan kenaikan trafik data dapat tercapai seiring dengan pembangunan jaringan data 4G yang terus berlangsung. Sampai dengan akhir kuartal pertama 2021, jaringan data 4G XL Axiata telah mencapai 458 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia dengan 57 ribu Base Transceiver Station (BTS) 4G dari total BTS lebih dari 147 ribu.

Baca Juga: Penjualan Fajar Surya Wisesa (FASW) naik 32,07% di kuartal I 2021

"XL Axiata terus melanjutkan perluasan 4G ke seluruh Indonesia, terutama di luar Jawa, termasuk dengan melakukan fiberisasi secara masif untuk meningkatkan kapasitas jaringan demi memenuhi kebutuhan layanan data saat ini dan masa mendatang serta sebagai kesiapan adopsi teknologi baru. Dengan fiberisasi yang mampu menyediakan kapasitas besar ini, tentunya sangat mendukung efisiensi biaya untuk pencapaian profitabilitas," tutur Dian.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan demi meningkatkan kapasitas jaringan transport. Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti live video streaming.

XL Axiata juga terus berusaha memperluas jaringan data terutama di luar Jawa dengan menjajaki pemanfaatan teknologi Open RAN agar pembangunan jaringan bisa lebih efisien dari sisi biaya. Uji coba Open RAN telah mulai dilaksanakan Februari 2021 lalu dengan mengambil lokasi di Ambon, Maluku. 

Sebagai bagian dari program transformasi digital, XL Axiata juga terus meningkatkan pemanfaatan digital IT, artificial intelligent, omni channel, dan data analytics untuk mengidentifikasi secara tepat apa saja kebutuhan layanan telekomunikasi dan data di setiap segmen pelanggan. Dengan demikian, perusahaan bisa lebih tepat pula dalam pembuatan produk layanan baru.

"Pemanfaatan berbagai instrumen digital tersebut juga telah membuahkan hasil yang menjanjikan, termasuk dalam meningkatkan ketepatan penawaran produk yang sesuai dengan karakter setiap segmen," ucap Dian.

Dari sisi kondisi finansial, neraca XL Axiata diklaim tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Laporan keuangan XL Axiata per akhir Maret 2021 menunjukkan, kas setara kas pada kuartal 1-2021 adalah Rp 1,52 triliun. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 1,40 triliun.

Baca Juga: Pendapatan Menteng Heritage Realty (HRME) turun 56,8% di tahun 2020

Selain itu, jumlah utang bersih berkurang hingga 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian juga rasio utang bersih terhadap EBITDA juga yang terus membaik hingga mencapai 0,6x. XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar. Sebesar 66% dari pinjaman di antaranya berbunga floating dan pembayarannya terkelola hingga dua tahun ke depan.

XL Axiata melihat sejumlah peluang positif di dalam industri telekomunikasi Indonesia. Salah satunya adalah terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator yang dinilai akan membawa dampak yang menyehatkan bagi industri telekomunikasi secara umum. Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.

Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH) yang XL Axiata telah memiliki layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat serta sambungan yang terus bertambah. Selain itu, keberadaan UU Cipta Kerja juga menghadirkan manfaat positif jangka panjang, termasuk di antaranya efisiensi capex dan opex guna menyediakan layanan 5G.

Di sisi lain, XL Axiata melihat adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun 2021. Mulai dari berlanjutnya kompetisi yang ketat antaroperator, pandemi Covid-19 yang masih akan terus membayangi selama semester 1-2021, dan kondisi ekonomi yang kemungkinan baru akan mulai membaik mulai semester 2 mendatang.

Selanjutnya: Kuartal I 2021, Logindo Samudramakmur (LEAD) kantongi kontrak baru US$ 1,2 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×