Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai bagian dari program transformasi digital, XL Axiata juga terus meningkatkan pemanfaatan digital IT, artificial intelligent, omni channel, dan data analytics untuk mengidentifikasi secara tepat apa saja kebutuhan layanan telekomunikasi dan data di setiap segmen pelanggan. Dengan demikian, perusahaan bisa lebih tepat pula dalam pembuatan produk layanan baru.
"Pemanfaatan berbagai instrumen digital tersebut juga telah membuahkan hasil yang menjanjikan, termasuk dalam meningkatkan ketepatan penawaran produk yang sesuai dengan karakter setiap segmen," ucap Dian.
Dari sisi kondisi finansial, neraca XL Axiata diklaim tetap sehat dengan saldo kas yang relatif tinggi. Laporan keuangan XL Axiata per akhir Maret 2021 menunjukkan, kas setara kas pada kuartal 1-2021 adalah Rp 1,52 triliun. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 1,40 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Menteng Heritage Realty (HRME) turun 56,8% di tahun 2020
Selain itu, jumlah utang bersih berkurang hingga 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian juga rasio utang bersih terhadap EBITDA juga yang terus membaik hingga mencapai 0,6x. XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar. Sebesar 66% dari pinjaman di antaranya berbunga floating dan pembayarannya terkelola hingga dua tahun ke depan.
XL Axiata melihat sejumlah peluang positif di dalam industri telekomunikasi Indonesia. Salah satunya adalah terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi operator yang dinilai akan membawa dampak yang menyehatkan bagi industri telekomunikasi secara umum. Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.
Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband (FTTH) yang XL Axiata telah memiliki layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat serta sambungan yang terus bertambah. Selain itu, keberadaan UU Cipta Kerja juga menghadirkan manfaat positif jangka panjang, termasuk di antaranya efisiensi capex dan opex guna menyediakan layanan 5G.
Di sisi lain, XL Axiata melihat adanya sejumlah tantangan yang harus dihadapi tahun 2021. Mulai dari berlanjutnya kompetisi yang ketat antaroperator, pandemi Covid-19 yang masih akan terus membayangi selama semester 1-2021, dan kondisi ekonomi yang kemungkinan baru akan mulai membaik mulai semester 2 mendatang.
Selanjutnya: Kuartal I 2021, Logindo Samudramakmur (LEAD) kantongi kontrak baru US$ 1,2 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News