kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,78   7,44   0.82%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Intiland Development (DILD) melompat 74,47% di kuartal I-2020


Jumat, 12 Juni 2020 / 16:25 WIB
Laba Intiland Development (DILD) melompat 74,47% di kuartal I-2020
ILUSTRASI. Booth pengembang perumahan dan properti PT Intiland Development Tbk saat pameran properti REI Expo di Jakarta Convention Center, Senin (4/5/2015). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih alias laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk PT Intiland Development Tbk (DILD) di kuartal I-2020 naik 74,47% menjadi Rp 84,41 miliar dari yang sebelumnya Rp 48,39 miliar di kuartal I-2019. 

Namun sebenarnya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan tercatat mengalami penurunan 19,84% dari Rp 102,11 miliar menjadi Rp 81,85 miliar. Hasil yang lebih rendah ini terutama didorong pendapatan yang lebih rendah dan meningkatnya beban bunga karena PSAK 72, khususnya pendapatan yang lebih kecil dari proyek-proyek joint-venture (JV) high-rise

Baca Juga: Bukan buyback, ini cara Repower Asia (REAL) menjaga harga saham dan promosi produk

Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi menjelaskan kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk terjadi karena penerapan standar akuntansi baru yaitu PSAK 72. 

"Laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk didorong oleh tingginya pendapatan dari proyek yang dimiliki perusahaan bila dibandingkan periode sebelumnya karena implementasi standar akuntansi baru yang diterjemahkan ke dalam laba bersih yang lebih tinggi," jelas Theresia dalam keterbukaan informasi, Jumat (12/6). 

Di kuartal I-2019 Intiland mengatribusikan laba sebesar Rp 53,71 miliar untuk kepentingan non-pengendali, sedangkan di kuartal I-2020 ini justru laba untuk non-pengendali tercatat negatif Rp 2,56 miliar.

Intiland membukukan pendapatan sebesar Rp 830,6 miliar di kuartal I-2020, turun 6,43% yoy dari Rp 887,62 miliar. Terutama karena turunnya pengakuan pendapatan dari segmen bangunan mixed-use dan high-rise serta residensial tapak (landed). "Penurunan juga dipengaruhi oleh pasar properti lunak selama kuartal pertama tahun 2020," jelasnya. 

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) beri sinyal ajukan revisi rencana kerja dan anggaran

Pendapatan pembangunan berkontribusi sebesar Rp 546,8 miliar, turun 25,1% yoy dari Rp 730,5 miliar. Kontribusi tertinggi berasal dari segmen mixed use & high-rise Rp 455,1 miliar atau setara 54,8% serta segmen pendapatan residensial Rp 91,7 miliar setara 11%.

Pendapatan yang berasal dari residensial paling banyak disumbang oleh Graha Natura, Serenia Hills, Talaga Bestari, Griya Semanan dan Magnolia Residence. Selain itu, ada penjualan 3,2 ha lahan di Gunung Anyar, Surabaya sebesar Rp 58,3 miliar sebagai kelanjutan dari penjualan transaksi aset non-inti tahun lalu.

Pendapatan dari proyek mixed-use & high-rise terutama dihasilkan dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Aeropolis dan Regatta. Pengakuan pendapatan dari proyek-proyek bertingkat tinggi terjadi karena penyerahan unit kepada pelanggan.

Baca Juga: Laba dan pendapatan Digital Mediatama (DMMX) meroket lebih dari 400% di kuartal I

Untuk proyek-proyek tinggi yang sedang dibangun, pendapatan tidak lagi dibukukan berdasarkan kemajuan konstruksi karena PSAK 72. Pendapatan ini akan diakui pada saat serah terima ke pelanggan.

Sementara itu, recurring income menghasilkan Rp 159,6 miliar, atau meningkat 1,6% yoy dari Rp 157,1 miliar. Adapun sebesar 14,9% dari pendapatan atau sebesar Rp 124,1 miliar berasal dari penerapan PSAK 72.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×