Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan penurunan laba bersih di tahun 2024. Hal itu terjadi di tengah peningkatan pendapatan sepanjang tahun lalu.
Melansir laporan keuangan di laman resminya, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp 19,81 triliun di tahun 2024. Raihan itu naik 7,3% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 18,46 triliun.
Secara rinci, segmen jasa konstruksi menyumbang mayoritas ke pendapatan tahun lalu, yaitu sebesar Rp 16,17 triliun. Disusul segmen EPC sebesar Rp 2,05 triliun, segmen properti dan realti Rp 795,18 miliar, dan segmen pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi Rp 322,77 miliar.
Lalu, segmen persewaan peralatan berkontribusi Rp 112,85 miliar, segmen pracetak Rp 98,59 miliar, segmen energi Rp 87,86 miliar, segmen jalan tol Rp 83,76 miliar, dan segmen jasa pertambangan Rp 75,92 miliar.
Sayangnya, beban pokok pendapatan PTPP naik dari Rp 16,08 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 17,17 triliun di tahun 2024.
Alhasil, laba kotor tercatat Rp 2,63 triliun pada tahun lalu, masih naik 10,52% dari Rp 2,38 triliun di tahun 2023.
Baca Juga: PT PP (PTPP) Terapkan Inovasi Hijau di Proyek Tol Semarang-Demak
Dilihat dari neraca laba rugi dan penghasilan, terdapat sejumlah catatan yang mengindikasikan penyebab penurunan laba emiten BUMN Karya ini di tahun 2024.
Pertama, pos beban keuangan naik dari Rp 1,20 triliun di akhir 2023 menjadi Rp 1,89 triliun di akhir 2024.
Kedua, pos beban lainnya tercatat menjadi Rp 1,13 triliun per 31 Desember 2024, naik dari Rp 401,60 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Ketiga, pos beban pajak penghasilan bersih naik dari Rp 22,11 miliar per akhir 2023 menjadi Rp 118,27 miliar per akhir 2024.
Keempat, PTPP mengalami rugi Rp 64,37 miliar di pos pengukuran kembali atas program imbalan pasti di tahun 2024. Sebelumnya, pos ini terisi Rp 77,87 miliar di tahun 2023.
Terakhir, perseroan mengalami rugi komprehensif lain tahun berjalan sebesar Rp 17,91 miliar per akhir tahun lalu. Pada 2023, pos ini terisi Rp 85,15 miliar.
Baca Juga: Proyek Pembangunan Terminal Kali Baru Tanjung Priok PT PP (PTPP) Capai Progress 75%
Laba bersih PTPP pun akhirnya tercatat sebesar Rp 415,65 miliar di tahun 2024, tergerus 13,65% yoy dari Rp 481,37 miliar di tahun sebelumnya.
Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah melihat, ada dua hal yang membuat PTPP mengalami penurunan dari sisi laba bersih, yaitu kenaikan dari sisi beban keuangan dan beban usaha.
Melihat dari keadaan ini, sangat mungkin sekali jika manajemen PTPP akan berfokus dalam melakukan pemilihan proyek yang lebih strategis dengan margin yang lebih baik, efisiensi dari sisi operasional, dan restrukturisasi bunga pinjaman agar bisa meningkatkan arus kas operasi.
Di sisi lain, Fath melihat dampak merger BUMN Karya terhadap kinerja PTPP ke depan masih harus melihat lagi progres ke depan.
“Terkait merger perlu detail terkait timetable lagi,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (7/3). Alhasil, Fath pun belum memberikan rekomendasi untuk saham PTPP.
Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi melihat, pergerakan saham PTPP undervalue, dengan price to earning ratio (P/E) kurang dari 10x dan price to book value (P/BV) kurang dari 1×.
“Meskipun begitu, outlook PTPP masih menantang,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (7/3). Wafi pun merekomendasikan trading buy untuk PTPP dengan potensi target harga akhir tahun di Rp 310 per saham.
Baca Juga: Gabung ke Danantara, PT PP (PTPP) Siap Turut Bersinergi
Selanjutnya: Naik 0,27%, Jumat (7/3), Simak Review IHSG Sepekan
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut Orang yang Jual Bitcoin dengan Julukan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News