Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) di semester I-2020 cukup mumpuni. Buktinya perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 156 miliar, tumbuh 2,3% secara year on year (yoy). Mengingat di periode yang sama tahun lalu, laba bersih MTDL sebesar Rp 152,5 miliar.
Kenaikan laba bersih perusahaan terjadi setelah pendapatan MTDL di enam bulan pertama tahun 2020 naik 0,8% yoy menjadi Rp 6,20 triliun. Randy Kartadinata, Direktur MTDL mengatakan, kontribusi pendapatan masih di dominasi oleh unit bisnis distribusi.
Baca Juga: Tambah portofolio, anak usaha MTDL jadi authorized distributor trend micro
"Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari unit bisnis distribusi yaitu sebesar 72%, diikuti oleh unit bisnis solusi dan konsultasi sebesar 28%. Jika melihat kontribusi dari unit bisnis solusi dan konsultasi di masa pandemi ini, maka terjadi peningkatan dari 25% tahun lalu menjadi 28% di semester I -2020 ini sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan melakukan transformasi digital,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/7)
Pendapatan bertumbuh juga seiring dengan permintaan akan produk, layanan, dan infrastruktur IT yang terus meningkat di tengah pemberlakuan sistem bekerja dari rumah atawa work from home (WFH).
Randy menambahkan, perusahaan mampu mengejar penjualan yang sempat tertinggal pada kuartal sebelumnya sejak dilonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah.
“Dengan dibukanya PSBB dan dimulainya masa transisi new normal di bulan Juni 2020, telah memberikan kesempatan Metrodata melakukan akselerasi ketertinggalan penjualan dua bulan sebelumnya, dan menghasilkan penjualan yang stabil dibandingkan tahun lalu," lanjutnya.
Di lain sisi, Direktur Utama MTDL Susanto Djaja menyebutkan, kondisi ini juga didukung oleh kesiapan dari seluruh elemen dan sistem yang dimiliki perusahaan.
“Kami beruntung telah mempersiapkan diri untuk bekerja mobile sejak 10 tahun lalu di mana para tim sales kami sudah menerapkan mobile office. Kesiapan sistem TIK dan tenaga ahli Metrodata inilah yang menolong kami untuk selalu siap siaga menolong kebutuhan pelanggan di masa pandemi ini. Pelanggan membutuhkan respon yang cepat dalam pengadaan khususnya Notebook dan Personal Computer untuk memampukan karyawannya bekerja WFH. Alhasil, kami menjadi salah satu pilihan utama bagi para pelanggan dimasa sulit ini,” ujar Susanto.
Susanto menambahkan bahwa meningkatnya kebutuhan IT turut menyebabkan perusahaan menaikkan anggaran belanja modal mencapai Rp 450 miliar dari yang sebelumnya Rp 260 miliar.
Baca Juga: Ada Corona, kinerja Metrodata Electronics (MTDL) di semester I-2020 diprediksi stabil
Capex sebesar Rp 440 miliar akan dialokasikan untuk pendanaan alat-alat IT, dan sisanya Rp 10 miliar akan digunakan untuk upgrade internal sistem TIK milik perusahaan.
Sementara itu, Randy mengungkapkan posisi keuangan perusahaan saat ini berada pada posisi yang sangat kuat. Di mana kondisi likuiditas perusahaan sangat baik diikuti dengan minimnya pinjaman bank serta financial institution lainnya.
“Kondisi likuiditas sangat baik dengan posisi cash in bank mencapai Rp 1,4 triliun berasal dari hasil collection yang efektif di masa pandemi. Kondisi likuiditas tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya di mana cash in bank hanya di kisaran Rp 700 miliar," lanjutnya.
“Pinjaman ke bank dan ke financial institution sangat minim hanya Rp 25 miliar. Itu pun sebenarnya ingin kami lunasi tetapi tidak diperbolehkan oleh pihak leasing, karena terkait adanya penalti jika pelunasan dipercepat,” tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, Metrodata akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 81,03 miliar atau Rp 33 per lembar saham pada 30 Juli 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News