kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.547.000   -20.000   -1,28%
  • USD/IDR 15.729   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.524   -49,90   -0,66%
  • KOMPAS100 1.161   -9,16   -0,78%
  • LQ45 915   -6,54   -0,71%
  • ISSI 229   -1,70   -0,74%
  • IDX30 470   -3,63   -0,77%
  • IDXHIDIV20 563   -4,13   -0,73%
  • IDX80 132   -0,89   -0,67%
  • IDXV30 139   -1,63   -1,16%
  • IDXQ30 156   -1,32   -0,84%

Laba ASII Naik Tipis Saat Pasar Otomotif Lesu, Ini Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 01 November 2024 / 05:25 WIB
Laba ASII Naik Tipis Saat Pasar Otomotif Lesu, Ini Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Logo PT Astra International Tbk ASII di puncak gedung Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Meski pasar otomotif lesu, PT Astra International Tbk (ASII) berhasil mencetak kinerja yang positif pada kuartal III-2024.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli

Miftah bilang, salah satunya penyebab hal itu adalah turunnya daya beli masyarakat sejak memasuki semester II/2024. Selain itu terjadi penyusutan harga kendaraan, mengingat kenaikan harga komponen akibat dengan kurs rupiah yang sempat anjlok di awal tahun. 

"Masuknya kendaraan dari China dan Korea pun akhir membuat tingkat persaingan di industri otomotif dalam negeri kian ketat," kata Miftah kepada KONTAN, Kamis (31/10).

Lemahnya permintaan sektor otomotif domestik juga berperan terhadap tipisnya kenaikan kinerja ASII. Menurut Miftah, sektor otomotif berperan major pada segmen pendapatan ASII.

Baca Juga: Pasar Otomotif Lesu, Pemain Mobil Mewah Tetap Gencar Berjualan

Meski begitu, Miftah yakin sentimen dari sektor otomotif bisa kembali menguat didukung oleh suku bunga. Faktor tersebut diharapkan dapat memberikan dorongan bagi daya beli konsumen, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan kendaraan. Selain itu, nilai tukar yang relatif stabil atau membaik akan membantu menjaga biaya impor bahan baku otomotif tetap terkendali. 

Miftah pun memproyeksi laba Astra di akhir tahun dengan skenario konservatif target masih akan cenderung stagnan. Salah satu indikasinya karena gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi proyeksi penjualan mobil nasional dari sebelumnya 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit pada akhir 2024. Namun demikian, lanjut Miftah, ASII masih cenderung menarik secara valuasi pasar. 

Sementara Nico mengatakan bahwa ASII perlu memperkuat lini bisnis yang lain, sehingga tidak bergantung dengan salah satu lini bisnis. Terbukti sektor bisnis alat berat dan pertambangan menopang ketika bisnis otomotif mengalami penurunan. Oleh sebab itu Nico memproyeksi laba bisa tumbuh 9,8% YoY di akhir tahun ini. 

Baca Juga: Astra Gencar Diversifikasi Bisnis di Tengah Lesunya Pasar Otomotif

Adapun untuk sahamnya, Miftah memberikan rekomendasi ASII buy on Retracement dengan target harga Rp 5.275 per saham. Nico merekomendasikan beli dengan target harga Rp 5.700 per saham. Sementara Christopher merekomendasi Beli untuk ASII dengan target harga Rp 6.050 per saham.

Selanjutnya: Wall Street Ditutup Memerah Kamis (31/10), Microsoft dan Meta Soroti Biaya AI

Menarik Dibaca: Beli Token Listrik 100 Ribu Dapat Berapa Kwh untuk Daya 900

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting [Intensive Workshop] Financial Statement Analysis

[X]
×