Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 57,71% pada kuartal I 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan laba lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal, harga batu bara yang lebih rendah dan curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sehingga mempengaruhi sales,” terang Direktur sekaligus Chief Financial Officer (CFO) ABMM, Hans Manoe kepada Kontan, (5/5).
Meski perusahaan telah berupaya mengefisienkan biaya operasional, Hans mengakui sebagian besar beban bersifat tetap sehingga sulit disesuaikan dengan cepat ketika volume penjualan menurun.
Dari tiga segmen utama perusahaan, yaitu: pertambangan, logistik, dan jasa penunjang, Hans menyebut bahwa lini pertambangan menjadi yang paling terdampak.
Baca Juga: Turun Dalam, ABM Investama (ABMM) Kantongi Laba US$ 21,38 juta pada Kuartal I-2025
“Sektor pertambangan tentunya yang pertama dan paling terdampak karena dari business value chain berada di posisi paling depan,” ujarnya.
Untuk menjaga margin keuntungan, ABMM tetap berfokus pada peningkatan produktivitas dan profitabilitas setiap unit usaha dengan terus berupaya menekan biaya secara efisien di seluruh grup usaha, sambil tetap mengikuti aturan yang adil dan transparan.
“Dalam menanggapi tren harga batu bara, kami memperkuat struktur profit/loss dengan mencari biasa yang efisien di sisi operasional hingga memelihara kolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama untuk menjaga keberlanjutan,” ujar Hans.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Lirik Ekspansi Tambang Emas Tahun Ini
Selain itu, ABMM juga terbuka terhadap diversifikasi usaha di luar sektor batu bara. Ia berpendapat bahwa setiap industri ada batas masa jayanya. Perusahaan pun selektif mencari usaha baru yang sejalan dengan visi misi perusahaan.
Terkait dengan proyeksi keuangan tahun ini, Hans menegaskan bahwa target yang ditetapkan sebelumnya sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan.
“Pembuatan target pertumbuhan di tahun lalu secara konservatif sudah mempertimbangkan kemungkinan yang terjadi di tahun ini. Penyesuaian akan tetap dilakukan melalui forecast dan segera diwujudkan menjadi action plan untuk mengejar ketertinggalan yang terjadi,” pungkasnya.
Baca Juga: Pendapatan Menyusut, Laba ABM Investama (ABMM) Merosot 57,71% di Kuartal I-2025
Selanjutnya: Kinerja ABMM Merosot, Analis Nilai Saham Masih Layak Dikoleksi Jangka Pendek
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (6/5): Cerah hingga Diguyur Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News