kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kurang Likuid Meski Kinerja Solid, Begini Rekomendasi Saham Emiten Restoran


Kamis, 13 April 2023 / 19:35 WIB
Kurang Likuid Meski Kinerja Solid, Begini Rekomendasi Saham Emiten Restoran
ILUSTRASI. gerai restoran cepat saji dengan menu andalan ayam goreng, California Fried Chicken (CFC) dari PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. KONTAN/Daniel Prabowo/14/09/2012


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi dan normalisasi aktivitas masyarakat mengangkat bisnis emiten restoran. Pendapatan pemilik dan pengelola gerai food and beverage (F&B) ini kompak melonjak sepanjang tahun lalu.

Tengok saja PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) yang meraup penjualan bersih senilai Rp 1,26 triliun, melejit 60,28% secara tahunan (year on year/YoY). Lonjakan top line tersebut lantas mendongkrak bottom line ENAK.

Pemilik gerai Raa Cha, Gokana hingga Monsieur Spoon ini berhasil membalikkan kerugian Rp 7,32 miliar pada 2021 menjadi laba sebesar Rp 62,28 miliar pada 2022.

Selain ENAK, kinerja PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) juga tak kalah mentereng. Pengelola gerai F&B merek internasional seperti Starbuck hingga Subway ini mengantongi penjualan Rp 3,43 triliun, naik 41,15% YoY. MPAB juga mampu membalikkan kerugian yang diderita pada 2021 senilai Rp 13,46 miliar menjadi keuntungan Rp 146,29 miliar.

Baca Juga: Harga Emas dan Nikel Kinclong, Simak Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM)

PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) punya nasib serupa. Emiten pengelola gerai CFC ini membalikkan kerugian Rp 17,60 miliar pada 2021 menjadi laba Rp 8,71 miliar pada tahun lalu. Bottom line yang berbalik positif itu juga didorong oleh kenaikan pendapatan usaha sebanyak 31,34% YoY menjadi Rp 555,68 miliar.

Nasib yang agak berbeda dialami oleh PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Pendapatan FAST memang meningkat 20,86% YoY menjadi Rp 5,85 triliun. Namun emiten pengelola gerai KFC ini masih menanggung rugi tahun berjalan sebesar Rp 77,44 miliar. Meski jumlah itu sudah menurun dibandingkan rugi tahun 2021 senilai Rp 300,60 miliar.

Sementara itu, kinerja PZZA lebih muram. Pengelola gerai Pizza Hut ini justru berbalik rugi Rp 23,45 miliar. Padahal pada tahun 2021 PZZA mampu mencetak laba Rp 49,98 miliar. Sepanjang tahun lalu, penjualan PZZA juga hanya naik tipis 5,86% YoY menjadi Rp 3,61 triliun.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai kinerja emiten restoran umumnya sesuai ekspektasi. Hanya saja, belum mampu melejit pada level optimal lantaran aktivitas masyarakat dan tingkat konsumsi tahun lalu belum sepenuhnya normal.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menimpali, kinerja sebagian emiten sudah mengalami recovery. Sedangkan untuk FAST dan PZZA, Azis menilai hasilnya masih di bawah ekspektasi.

Azis memandang peluang emiten restoran untuk meningkatkan kinerja semakin terbuka pada tahun 2023. Aktivitas ekonomi, daya beli, dan mobilitas masyarakat sudah kembali normal pasca krisis pandemi dalam tiga tahun terakhir.

Sehingga selain penjualan harian, momentum libur bisa menjadi ladang untuk mendongkrak penjualan. 

"Seperti pada periode Ramadan-Lebaran ini yang bisa menjadi katalis positif bagi emiten restoran," kata Azis kepada Kontan.co.id, Kamis (13/4).

Saham Kurang Likuid

Hanya saja, Azis punya catatan. Meski secara bisnis berkinerja solid, namun pelaku pasar mesti selektif lantaran sejumlah saham emiten restoran relatif tidak likuid. Pergerakan saham beberapa emiten pun memiliki volatilitas yang tinggi.

Baca Juga: Mudik Lebaran Mendongkrak Bisnis Otomotif, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Oleh sebab itu, Azis menyarankan wait and see terlebih dulu untuk saham emiten restoran. Pelaku pasar bisa memanfaatkan untuk trading mempertimbangkan momentum dan analisa teknikal.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sependapat, volume transaksi saham emiten restoran relatif tidak likuid. Secara teknikal, momentum saham restoran yang tergolong pada sektor consumer cyclicals pergerakannya masih berada di fase downtrend.

"Dari sisi volume juga masih didominasi adanya tekanan jual. Dengan demikian, pelaku pasar perlu selektif dalam mencermati saham di sektor ini," kata Herditya.

Dia masih menyematkan rekomendasi buy untuk saham MAPB dengan target harga Rp 2.400 - Rp 2.480 serta speculative buy saham FAST untuk target harga Rp 820 - Rp 845.

Andhika turut mengingatkan agar berhati-hati lantaran pergerakan saham emiten restoran kurang likuid. Meski, pada posisi harga saat ini ada beberapa saham yang layak dilirik. Andhika juga menjagokan saham MAPB dan FAST.

Saran Andhika, kedua saham tersebut bisa dikoleksi dengan strategi buy on weakness. Target harga berada di level Rp 830 untuk FAST dan Rp 2.450 sebagai target harga dari MAPB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×