Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dalam waktu dekat, investor bakal kembali dibanjiri oleh produk investasi reksadana. Sejumlah manajer investasi (MI) sudah menyatakan rencananya untuk menerbitkan reksadana pada kuartal II tahun 2014.
PT BNI Asset Management (BNI-AM) misalnya, telah memasang target pada kuartal II tahun ini bisa menerbitkan 4 produk reksadana anyar. Senior Fund Manager BNI-AM, Hanif Mantiq mengutarakan latar belakang penerbitan produk anayar ini antara lain dari optimisme makro ekonomi Indonesia yang kian membaik.
Terlebih, menjelang pemilihan umum presiden (pilpres), pasar merespon positif dinamika penggantian kekuasaan. Sehingga, “Pasar obligasi pemerintah kini menunjukkan kinerja positif. Bursa saham juga memperlihatkan optimisme pelaku pasar,” ujar Hanif, Rabu lalu (16/4).
Empat produk reksadana baru tersebut terdiri dari reksadana pendapatan tetap (1), reksadana pasar uang berdenominasi dollar Amerika Serikat (1) dan reksadana terproteksi (2). “Kenapa tidak ada reksadana saham padahal bursa sedang meningkat? Menurut kami reksadana saham merupakan instrumen jangka panjang. Kami mau lihat dulu kondisi pasca pilpres, karena setelah itu biasanya pasar baru terlihat konsisten,” ungkap Hanif.
Selain sebagai langkah melihat peluang di tengah membaiknya kondisi pasar, peluncuran reksadana baru oleh BNI-AM juga dilatarbelakangi permintaan dari calon investor. Penerbitan reksadana pasar uang berdenominasi dollar AS misalnya, merupakan permintaan dari pihak institusi tertentu.
“Makanya minimum investasinya cukup besar Rp 1miliar. Tapi rencana kami ke depan ini juga bisa untuk ritel,” ungkap Hanif.
Sayangnya Hanif belum mau mengungkapkan pengelolaan portofolio dan target dana kelolaan masing-masing produk barunya tersebut.
Dari ke empat produk baru itu, BNI-AM menargetkan reksadana pendapatan tetap bisa meraih imbal hasil tahunan sebesar 7% hingga 8%. Sedangkan reksadana pasar uang berdenominasi dollar AS tahunan sekitar 2,5%.
Seakan tak mau melewatkan kesempatan, PT Millenium Danatama Indonesia (MDI) juga telah mempersiapkan dua produk baru. Keduanya merupakan reksadana saham yang terbagi atas konvensional dan syariah.
Produk tersebut bertajuk Millenium Equity Syariah dan Millenium Equity Prima Plus. Masing-masing produk telah mengantongi izin efektif per tanggal 5 Februari 2014 dan 26 Februari 2014. “Namun baru mau diluncurkan pada kuartal II tahun 2014,” ujar Henry Manurung, Fund Manager MDI.
Penempatan portofolio Millenium Equity Syariah tentu bakal mengoleksi saham-saham yang masuk katergori efek syariah. Sedangkan Millenium Equity Prima Plus bakal menitik beratkan pada saham yang masuk kategori LQ45.
Henry memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) pada akhir 2014 bisa mencapai ke level 5.400. Demikian, perkiraan imbal hasil reksadana saham annyarnya bisa mencapai 20% year on year (yoy).
Per akhir Maret lalu, total dana kelolaan MDI sebesar Rp 550 miliar. Henry menargetkan dengan adanya produk baru tersebut, total dana kelolaan pada akhir 2015 bisa menjadi Rp 1,3 triliun.
Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengungkapkan produk reksadana baru selalu jadi pilihan menarik guna diversifikasi portofolio investor. Ia menambahkan, yang perlu diingat investor ialah bahwa reksadana merupakan instrumen investasi jangka panjang baik ada pilrpres maupun tidak.
“Kinerja reksadana baru bisa tercermin dari produk jenis sama di MI yang sama,” ujar Vilia. Dengan demikian, investor tinggal menyesuaikan profil resiko serta horizon investasi dalam memilih produk reksadana baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News