Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
Hanya saja, kini industri perbankan juga harus bisa meningkatkan penyaluran kreditnya. Selama semester satu kemarin, kelesuan kegiatan bisnis sempat menjadi penyebab seretnya penyerapan kredit perbankan. Namun Bima meyakini pertumbuhan kredit di kuartal tiga akan lebih baik. "Meningkatnya likuiditas harusnya mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kreditnya," terang Bima.
Optimisme serupa juga disampaikan Kepala Riset Mirae Sekuritas Taye Shim. Ia meyakini sektor perbankan masih akan melanjutkan performa cemerlangnya sampai akhir tahun. Menurut dia, cukup banyak sentimen positif yang bisa menggerakkan kinerja sektor perbankan.
Pertama, kondisi makroekonomi yang menguntungkan bagi pertumbuhan kredit. Kedua, margin yang dapat diimbangi oleh pertumbuhan kredit. "Ketiga, kualitas kredit menunjukkan tanda-tanda perbaikan," ujar Taye.
Sekarang ini bank-bank besar sudah mulai lebih selektif dalam menyalurkan kredit. Seperti yang dilakukan BBNI. Bank ini mulai mengurangi jumlah kredit berisikonya. Selama semester satu, kredit di segmen kecil hanya tumbuh 10,2% dari sebelumnya 20,5%.
Taye menilai, emiten perbankan yang kinerjanya positif tahun ini adalah BBCA. Ia beralasan BCA memiliki cabang yang kuat dan pendapatan yang stabil.
Sedang Bima dan Riska sama-sama menjagokan BBNI. Bima beralasan perbandingan rasio penyaluran kredit dibandingkan dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) BBNI mengalami penurunan menjadi 88,9%. Dengan LDR yang turun, berarti ke depannya perusahaan masih memiliki kemampuan menyalurkan kredit yang besar.
"Pertumbuhan kredit BBNI saya estimasikan akan tetap tinggi sampai akhir tahun, terutama didorong kredit infrastruktur," imbuh Bima. nKualitas kredit perbankan menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News