kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korporasi bersiap mengeduk pendanaan


Selasa, 09 Januari 2018 / 07:00 WIB
Korporasi bersiap mengeduk pendanaan


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap mengeduk pendanaan. Selain utang perbankan, instrumen pasar modal menjadi pilihan emiten untuk menghimpun dana.

Belum lama ini, Tempo Inti Media (TMPO), Intikeramik Alamasri Industri (IKAI), Capital Finance Indonesia (CASA) mengumumkan rencana rights issue. Emiten akan menggunakan dana hasil rights issue untuk mengembangkan bisnis dan akuisisi.

Selain rights issue, beberapa emiten siap menerbitkan obligasi. Waskita Karya (WSKT), misalnya, akan merilis obligasi senilai Rp 3 triliun tahun ini. "Dananya untuk investasi dan modal kerja terkait pembangunan jalan tol," ujar Direktur Keuangan WSKT Tunggul Rajagukguk kepada KONTAN, Senin (8/1).

Chandra Asri Petrochemical (TPIA) juga berniat menerbitkan obligasi Rp 500 miliar di tahun ini. Obligasi tersebut merupakan kelanjutan dari surat utang yang telah diterbitkan menjelang akhir tahun lalu. Namun, beberapa emiten seperti Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) memilih pinjaman bank untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex).

Analis Phintraco Sekuritas Setiawan Effendi, menilai rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berimbas ke bunga pinjaman bank. Maka tak heran jika emiten memilih utang perbankan untuk mendanai kebutuhan dana tahun ini.

Meski begitu, pendanaan dari pasar modal masih cukup menarik lantaran kondisi perekonomian Indonesia terus berkembang. Meski pertumbuhan ekonomi masih kalah dengan sejumlah negara ASEAN, perekonomian Indonesia masih on track. "Dana asing juga diperkirakan lebih banyak masuk sektor riil sehingga mendorong kinerja emiten di tahun ini," kata Setiawan.

Memang, perhelatan pilkada serentak pada tahun ini dan persiapan Pemilu Presiden 2019 nanti bisa mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, perhelatan politik dinilai tak berdampak signifikan terhadap pasar modal.

"Investor saat ini nampaknya sudah lebih pintar dibandingkan lima tahun lalu. Mereka sudah sadar isu politik tak akan berpengaruh banyak bagi perekonomian Indonesia," ungkap Setiawan.

Head of Research OSO Sekuritas, Riska Afriani memprediksikan pasar modal tetap menjadi pilihan emiten untuk mencari pendanaan. Pasalnya, pasar modal berpotensi untuk tumbuh tinggi di tahun ini. "Hal ini membuat semakin banyak investor yang masuk pasar modal sehingga potensi penyerapan dananya menjadi lebih tinggi. Itu sebabnya emiten lebih tertarik mencari dana di pasar modal ketimbang perbankan," ujar dia.

Tahun ini juga akan banyak surat utang negara (SUN) jatuh tempo. Menurut Riska, nilai SUN yang jatuh tempo mencapai Rp 300 triliun. Ini membuat likuiditas berlimpah sehingga investor tertarik masuk pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×