Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, pendanaan dari pasar modal jadi salah satu pilihan bagi para emiten. Buktinya, realisasi penghimpunan dana dari pasar modal bahkan bisa melebihi pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di 2017.
OJK mencatat, hingga minggu ketiga Desember 2017, dana yang terkumpul dari penerbitan emisi saham mencapai Rp 92,18 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari initial public offering (IPO) sebesar Rp 9,49 triliun dan rights issue sebesar Rp 82,69 triliun.
Tak hanya rights issue yang jadi instrumen pendanaan yang populer tahun lalu. Penerbitan surat utang dan efek beragunan aset (EBA) juga jadi pilihan emiten mencari dana di pasar modal tahun lalu. Jumlah penerbitan obligasi korporasi, sukuk, dan EBA mencapai Rp 391 triliun satu pekan sebelum tahun baru 2018.
Popularitas pasar modal di 2017 tak hanya membuat banyaknya dana terhimpun dari pasar modal. Hal ini bahkan membuat pertumbuhan kredit perbankan hingga Desember 2017 tercatat hanya 8%, meleset dari target OJK sebesar 10% hingga 12%.
Tahun ini, sejumlah emiten telah menyiapkan rencana untuk mencari pendanaan demi kebutuhan permodalan tahun ini. Head of Research OSO Sekuritas memprediksi pasar modal akan tetap jadi pilihan emiten untuk mencari pendanaan. Pasalnya, pasar modal masih berpotensi untuk tumbuh tinggi di tahun ini, lantaran pergerakan indeks yang masih positif tahun ini.
"Hal ini membuat semakin banyak investor yang masuk ke pasar modal sehingga potensi penyerapan dana di pasar modal jadi lebih tinggi. Itu sebabnya para emiten lebih tertarik untuk mencari dana di pasar modal ketimbang dari perbankan," ujar Riska kepada KONTAN, Senin (8/1).
Tahun ini pun akan ada banyak surat utang negara (SUN) akan jatuh tempo. Menurut Riska, jumlah SUN yang akan jatuh tempo mencapai Rp 300 triliun. Hal ini membuat likuiditas investor jadi semakin tinggi, sehingga akan lebih banyak investor yang tertarik untuk masuk ke pasar modal.
Meskipun suku bunga kredit perbankan sudah mulai turun sejak penurunan 7-day reverse repo (7DRR) rate jelang akhir tahun lalu, emiten nampaknya masih akan lebih tertarik untuk mencari dana dari pasar modal dibanding dari perbankan. Mudahnya persyaratan pendanaan di pasar modal jadi salah satu alasannya.
"Kalau mengajukan pinjaman ke bank, emiten harus memenuhi beberapa syarat sebelum akhirnya bisa memperoleh pinjaman tersebut seperti rasio utang alias debt to equity ratio (DER) dan agunan (collateral). Tetapi, untuk pendanaan di pasar modal, emiten hanya perlu membicarakan tujuan pendanaannya ke para pemegang saham yang jauh lebih simpel dibanding mengajukan pinjaman ke bank," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News