Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mencari dana di pasar modal nampaknya jadi pilihan banyak emiten di sepanjang tahun 2017 ini. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menunjukkan kepopuleran pasar modal bagi emiten yang mengincar dana segar baru.
Data BEI menunjukkan, sepanjang tahun ini jumlah dana terjaring lewat penerbitan obligasi mencapai Rp 150 triliun di tahun ini. Total penjaringan dana dari penerbitan efek pun sudah mencapai Rp 79,86 triliun yang terdiri dari rights issue Rp 69,47 triliun, waran Rp 1,37 triliun, serta initial public offering (IPO) sebesar Rp 9,03 triliun.
Besarnya dana yang terjaring di pasar modal ini tak lepas dari banyaknya emiten yang memilih menerbitkan saham baru lewat rights issue atau surat utang ketimbang meminjam di bank. Sebanyak 36 emiten baru yang tercatat di bursa tahun ini pun ikut berkontribusi atas tingginya dana yang berhasil diraup dari penerbitan efek di tahun ini.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat nampaknya pasar modal kembali bisa menjadi pilihan bagi emiten untuk menjaring dana segar untuk keperluan keuangan mereka.
Menurut Hans, menjaring dana lewat pasar modal memang kadang jadi pilihan terakhir buat emiten untuk mencari dana segar. "Kebanyakan lebih memilih untuk mencari pinjaman dari bank dulu sebelum akhirnya memilih masuk ke pasar modal untuk mencari dana tambahan, terlebih di saat sekarang suku bunga sedang dalam tren rendah," kata Hans kepada Kontan.co.id, Selasa (26/12).
Bukan berarti pasar modal akan ditinggalkan sepenuhnya oleh para emiten di tahun depan. Pendanaan dari pasar modal masih bisa jadi pilihan selama pergerakan pasar saham positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berpotensi bergerak naik di tahun depan bisa membuat perusahaan semakin tertarik untuk melantai di bursa tahun 2018 nanti.
Diadakannya Pilkada serentak di berbagai daerah di tahun depan sekaligus pemilihan presiden 2019 yang semakin dekat bisa jadi pendorong perekonomian Indonesia. Kedua hal ini diharapkan mampu membuat perekonomian dalam negeri semakin bergairah sehingga bisnis semakin ekspansif. Dengan begitu, para emiten akan semakin gencar mencari dana di pasar modal demi mewujudkan rencana ekspansi mereka.
Kenaikan peringkat dari Fitch Ratings pun jadi salah satu sentimen positif bagi pasar modal domestik. "Peringkat BBB dari Fitch seharusnya bisa menjaga tren suku bunga tetap rendah sehingga makin banyak emiten yang berminat untuk menerbitkan obligasi di tahun depan," papar Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News