kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Konflik Israel-Palestina Memanas, Waspadai Lonjakan Harga Minyak


Jumat, 20 Oktober 2023 / 10:36 WIB
Konflik Israel-Palestina Memanas, Waspadai Lonjakan Harga Minyak
ILUSTRASI. An oil pump of IPC Petroleum France is seen at sunset outside Soudron, near Reims, France, August 24, 2022. Konflik Israel-Palestina Memanas, Waspadai Lonjakan Harga Minyak.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Memanasnya konflik di Timur Tengah antara Israel dan Palestina masih mengerek harga minyak dunia. 

Harga minyak WTI menyentuh angka US$ 86,28 per barel pada Kamis (19/10), naik sekitar 7,8% dari harga dua pekan lalu.

Head Research & Development Deu Calion Futures (DCFX), Paolo Liszman mengatakan, kenaikan harga minyak karena meningkatnya kekhawatiran atas peranga Israel-Palestina.

Pasalnya perang ini berpotensi menganggu pasokan minyak dari Timur Tengah.

Baca Juga: IHSG Melemah Terdampak Kenaikan Suku Bunga BI, Analis Rekomendasikan Saham Ini

Data terbaru Badan Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) menunjukkan penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS pada pekan sebelumnya. 

Menurut laporan tersebut, persediaan minyak mentah AS turun sebanyak 4,49 juta barel, angka yang lebih tinggi dari ekspektasi para analis pasar

"Pemangkasan yang signifikan dalam persediaan minyak mentah AS menunjukkan permintaan yang kuat dan penurunan stok yang lebih besar dari yang diperkirakan," kata Paolo, Kamis (19/10).

Paolo memperkirakan, harga minyak kemungkinan akan tetap cenderung naik dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga: Anggaran Subsidi Energi Tahun Ini Berpotensi Jebol

Terutama jika ketegangan di Timur Tengah terus berlanjut dan permintaan global terus pulih dari dampak pandemi. 

Maka para pelaku pasar perlu tetap waspada terhadap perubahan situasi yang terjadi di pasar minyak global.

Senada, Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra melihat, ekskalasi konflik di Timur Tengah yang melibatkan negara lain bisa mendorong kenaikan harga minyak WTI ke area US$ 93-US$ 95 per barel lagi. 

Sebaliknya, apabila tensi konflik menurun, harga minyak WTI bisa turun lagi ke area sekitar US$ 82 per barel.

Menurutnya, potensi penurunan harga ini didukung oleh kebijakan AS yang sudah melonggarkan sanksi terhadap Venezuela terkait ekspor minyak mentah. Hal ini akan menambah suplai di pasar.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Bisa Makin Panas, Ini Alasannya

OPEC mungkin bisa fleksibel menaikkan suplai bila harga melonjak mendekati US$ 100 per barel. Selain itu, suku bunga tinggi AS juga bisa menekan harga minyak karena dollar AS menguat.

"Isu pelambatan ekonomi global yang bisa mengurangi permintaan energi juga bisa menurunkan harga minyak mentah," ucap Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×