kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.264   -169,00   -1,05%
  • IDX 6.990   -117,45   -1,65%
  • KOMPAS100 1.043   -21,28   -2,00%
  • LQ45 818   -15,80   -1,90%
  • ISSI 213   -3,54   -1,64%
  • IDX30 418   -8,58   -2,01%
  • IDXHIDIV20 504   -9,39   -1,83%
  • IDX80 119   -2,49   -2,06%
  • IDXV30 125   -2,33   -1,84%
  • IDXQ30 139   -2,52   -1,78%

Harga Minyak dan Emas Bisa Terkerek Dalam Jangka Pendek Imbas Perang Israel-Palestina


Selasa, 10 Oktober 2023 / 20:20 WIB
Harga Minyak dan Emas Bisa Terkerek Dalam Jangka Pendek Imbas Perang Israel-Palestina
ILUSTRASI. Memanasnya Kawasan Timur Tengah akibat perang Israel-Palestina tidak berdampak terlalu signifikan terhadap harga komoditas? REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Timur Tengah kembali memanas seiring dengan serangan mendadak kelompok Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza pada Sabtu (7/10). Dalam jangka pendek, emas dan minyak menjadi komoditas yang diuntungkan.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menilai memanasnya Kawasan Timur Tengah akibat perang Israel-Palestina tidak berdampak terlalu signifikan terhadap fluktuasi harga komoditas, jika dibandingkan dengan konflik Rusia dan Ukraina.

"Namun, bisa saja harga sejumlah komoditas bergerak lebih liar jika investor melihat perluasan cakupan konflik yang ada," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/10).

Baca Juga: Perang Israel Dorong Harga Komoditas Energi, Cek Rekomendasi Saham Migas dan Batubara

Nanang menyebutkan, harga logam mulia emas dan silver bergerak menguat. Lalu, harga minyak juga berupaya untuk kembali menembus level high sebelumnya di US$ 95 per barel.

"Namun konflik yang terjadi saat ini sebenarnya pernah terjadi sebelumnya, artinya reaksi banyak kalangan hanya sementara," sambungnya.

Nanang menilai, keuangan global kini tertuju oleh sentimen suku bunga The Fed yang masih ada satu kali kenaikan sampai dengan akhir tahun. Bila diperhatikan, Fed di November nanti masih akan bertahan pada suku bunga, dan baru terjadi perubahan pada Desember mendatang.

Namun dengan jangka pendek saat, harga komoditas masih ditopang oleh koreksi dolar, jatuhnya imbal hasil obligasi, dan sentimen terhadap ekspektasi penurunan angka inflasi Amerika Serikat (AS) besok.

Secara tren, Nanang menyebut harga komoditas masih bergerak turun sampai dengan akhir tahun. Sementara aksi rebound yang ada belakangan ini sifatnya sementara karena faktor dari perang.

"Hal yang biasa ketika terjadi gejolak besar reaksi pasar akan merespons dengan cepat dan akan kembali netral dengan sentimen yang ada sebelumnya, paling tidak berlaku satu pekan reaksi tersebut," kata Nanang.

Baca Juga: Upaya Pemerintah Redam Inflasi di Tengah Tekanan El Nino, Harga Minyak dan Rupiah

Untuk harga emas, ia menilai berpotensi menguat sesaat untuk kembali menapaki area US$ 1.871 per ons troi dan US$ 1.885 per ons troi. Sedangkan harga minyak masih tertahan pada area US$ 90 per barel - US$ 95 per barel.

"Namun untuk harga akhir tahun, ketika isu dan keputusan menaikkan suku bunga oleh The Fed di Desember, harga emas akan terancam hingga di bawah US$ 1.800 per ons troi," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×