kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kondisi ekonomi diproyeksi membaik, saham-saham siklikal ikut menarik


Jumat, 24 September 2021 / 06:10 WIB
Kondisi ekonomi diproyeksi membaik, saham-saham siklikal ikut menarik


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Menurut catatan Kontan.co.id penambahan kasus Covid-19 tidak lebih dari 2.000 kasus per hari. Jumlah ini 98% lebih rendah dibanding puncak yang terjadi 15 Juli 2021 yang lalu.

Analis Erdhika Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mencermati, beberapa indikator ekonomi pada bulan Agustus 2021 menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan periode Juli 2021. Misalnya, loan growth yang baru saja dirilis pada pekan ini yang tumbuh sebesar 1,16% dari 0,5%.

Ini menandakan adanya pertumbuhan kredit pasca kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi pada periode Juni-Agustus 2021.

Sepengamatannya, perbaikan data ekonomi masih akan berlanjut pada kuartal IV 2021. Perbaikan ini ditopang oleh pelonggaran-pelonggaran yang diterapkan oleh pemerintah di tengah PPKM, seperti mulai adanya pembukaan bioskop, restoran, dan fasilitas olahraga outdoor.

Termasuk, diizinkannya work from office (WFO) untuk perkantoran non-esensial dengan kapasitas maksimal 25%.

Baca Juga: Arah dolar AS menanti hasil pertemuan The Fed

"Sehingga dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi dan mobilitas akan kembali meningkat," ungkap Hendri kepada Kontan.co.id, Kamis (25/9).

Adapun sinyal pemulihan ini akan memicu pelaku pasar melirik saham-saham siklikal.  Hendri menjelaskan, saham-saham siklikal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi cenderung akan memimpin dari sisi pergerakannya.

Adapun saham yang sensitif dengan pertumbuhan ekonomi biasanya mempunyai perbaikan performa terlebih dahulu sebelum pemulihan ekonomi terjadi.

Sepengamatannya, dengan sinyal-sinyal pemulihan tadi, sektor energi dan sektor keuangan yang akan terpengaruh signifikan. Lebih lanjut diungkapkan, pemulihan ekonomi terjadi seiring dengan tingkat keberanian pengusaha untuk melakukan ekspansi.

Adapun pihak yang berpeluang besar terlibat untuk keperluan pendanaan ekspansi adalah emiten-emiten perbankan. Sementara itu, pemulihan ekonomi biasanya akan diikuti oleh pertumbuhan permintaan energi untuk mendukung industri berjalan dengan optimal.

Oleh karenanya, Hendri menyarankan investor untuk mencermati saham-saham perbankan yang sudah terkoreksi cukup dalam. Khususnya, saham-saham perbankan konvensional yang memiliki bobot cukup besar.

Selain itu, investor juga bisa mencermati saham sektor energi yang pergerakan harga sahamnya  masih lagging dibandingkan dengan harga komoditasnya.

Adapun BBRI menjadi saham yang menurutnya paling menarik. Valuasi BBRI terlihat masih murah dengan rasio PBV saat ini di level 2,36 kali. Ini lebih rendah dibanding rata-rata PBV tiga tahun terakhir yakni di level 2,52 kali.

Baca Juga: IHSG akan tetap di kisaran 6.000-6.100, investor bisa apa?

" Ada potensi bagi BBRI ke level mean PBV 3 tahun terakhir ke level harga 4.030  di mana harga sekarang BBRI berada di level 3,770. Sedangkan jika kita lihat mean PBV 10 tahun terakhir yang berada di level 2,74 kali di mana BBRI juga mempunyai potensial upside ke level 4.370," jelas Hendri kepada Kontan.

Adapun ke depannya, kondisi keuangan BBRI akan semakin kuat karena menjadi holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian setelah rights issue dilakukan. Di sisi lain, BBRI juga tidak ketinggalan dalam hal bank digital melalui anak usahanya yaitu AGRO.

Asal tahu saja, mereka turut bersaing di dunia digital dengan produk-produk digitalnya seperti Paylater Traveloka/paylater card, Ceria/digital credit card, KECE /digital ultra mico loan.

Tidak jauh berbeda, Analis Phillip Sekuritas Helen menjelaskan, di tengah optimisme pemulihan ekonomi, saham-saham siklikal memang berpotensi memimpin pergerakan pasar dalam jangka menengah hingga panjang.

Sepengamatan Helen, saham yang cukup menarik adalah saham perbankan seperti BBRI, BBNI, BMRI, BBCA, dan BNGA. Saham di sektor otomotif seperti ASII juga bisa dicermati

Kendati kondisi ekonomi berpeluang mengalami pemulihan, Helen memperingatkan, kinerja saham-saham siklikal memungkinkan melambat apabila kondisi ekonomi kembali lesu.

Baca Juga: Wall Street melaju kencang di awal perdagangan Kamis (23/9)

Oleh karenanya, investor perlu mencermati faktor-faktor yang berpotensi menekan pemulihan ekonomi seperti kecemasan akan gelombang ketiga kasus Covid-19 dan isu tapering off The Fed.   

Senada, Hendri bilang, meningkatnya kasus Covid-19 dapat memperlambat ekspansi dan produktivitas perusahaan. Di sisi lain, investor juga perlu mencermati sentimen tapering off The Fed.

Walau The Fed masih mempertahankan suku bunga acuan di level 0,25% pada Rabu dini hari, bank sentral AS itu mengungkapkan adanya kemungkinan memulai mengurangi pembelian obligasi bulanan setelah November 2021.

Selain itu, The Fed juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang kemungkinan lebih cepat dari yang diharapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×