Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kocok ulang indeks saham yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) memunculkan peluang bagi investor untuk melirik konstituen yang terkena rotasi. Sebagai pertimbangan memilah saham, IDX Value30, IDX Growth30 dan IDX Quality30 masih layak dicermati.
Ketiga indeks tersebut memiliki penghuni baru untuk periode konstituen 5 Februari hingga 2 Agustus 2024. Pada IDX Value30, lima saham mengalami rotasi. Sedangkan di IDX Growth30 terjadi pergeseran pada empat saham, serta perubahan enam saham di IDX Quality30.
Konsituen anyar IDX Value30 adalah PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).
AUTO dan GJTL juga menjadi penghuni baru di IDX Growth30, bersamaan dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Satu-satunya Emiten Kesehatan yang Masuk Indeks High Dividend 20
Sementara konstituen baru IDX Quality30 diisi PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dan PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk (TRON).
Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menilai rotasi IDX Value30, IDX Growth30 dan IDX Quality30 secara umum sudah sesuai ekspektasi. Apalagi dengan masuknya sejumlah saham dengan nama besar seperti AMRT, JSMR dan BBTN yang bisa menambah daya tarik.
Head of Retail Marketing & Product Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menimpali, jika investor mengikuti indeks sebagai tolok ukur (benchmarks), rotasi ini menjadi peluang untuk menyesuaikan portofolio sesuai dengan perubahan konstituen.
Bagi yang tidak mengacu pada indeks, rotasi ini bisa memperkaya informasi untuk menganalisa lebih dalam saham yang masuk dan keluar.
"Indeks-indeks ini bisa menjadi alternatif bagi investor yang ingin melakukan diversifikasi aset, memanfaatkan momentum, atau mencari saham yang memiliki kriteria tertentu," kata Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).
Sesuai kriteria dari masing-masing indeks tersebut, Research Associate Panin Sekuritas Sarkia Adelia Lukman mengamati sejumlah saham yang masuk ke ketiga indeks tersebut memiliki kinerja yang secara historis terbilang apik. Dengan tingkat utang relatif terjaga serta cenderung stabil dari sisi likuiditas dan pencapaian laba.
Adapun, ketiga indeks tersebut memiliki kriteria tersendiri dalam pemilihan konstituennya. IDX Value30 menitikberatkan pada saham yang memiliki valuasi harga rendah. IDX Growth30 mengukur saham yang memiliki tren harga relatif terhadap pertumbuhan laba bersih dan pendapatan.
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Memangkas Target Harga CPIN, Begini Ulasannya
Sedangkan IDX Quality30 menyaring saham dari emiten yang secara historis relatif memiliki profitabilitas tinggi, solvabilitas baik, dan pertumbuhan laba stabil. Dalam penyaringan 30 saham dari ketiga indeks ini, likuiditas transaksi dan kinerja keuangan juga menjadi pertimbangan.
Dengan kriteria tersebut, tak heran jika sejumlah saham blue chips atau big caps ikut terjaring menjadi konstituen ketiga indeks ini. Misalnya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang tergabung di IDX Growth30 dan IDX Quality30. Selain itu, ada PT Astra International Tbk (ASII) di IDX Value30.
Meski begitu, saham lapis kedua (second liner) lebih dominan mengisi ketiga indeks tersebut. Dus, Agung pun menilai ketiganya layak menjadi acuan untuk menyeleksi saham second liner yang menarik secara valuasi, likuiditas dan performa perusahaannya.
"Ketiga indeks dapat memberikan pilihan, sebagai screening awal bagi investor," ungkap Agung.
Pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto mengamini, menyaring saham-saham second liner dari indeks tersebut cenderung memberikan unsur keamanan yang lebih tinggi. Sebab, kriteria saham untuk masuk ke dalam indeks tidak hanya dari sisi likuiditas, melainkan juga pertimbangan aspek valuasi dan fundamentalnya.
Hanya saja, semuanya akan tergantung pada prioritas dan strategi investor maupun manajer investasi.
"Indeks itu kan ibarat daftar belanja, tinggal apakah ada minat belanja dari investornya atau tidak. Itu yang menentukan seberapa signifikan (rotasi) indeks tersebut," ungkap William.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada sepakat, indeks ini bisa menjadi variasi benchmark untuk investor individu maupun manajer investasi.
"Dalam mengelola portofolionya mereka bisa mirroring dengan kinerja indeks yang menjadi acuan," kata Reza.
Di antara penghuni baru IDX Value30, IDX Growth30 dan IDX Quality30, Reza menjagokan saham AKRA, TRON, MAPA, SMRA, dan BBTN. Sementara itu, Agung menyarankan strategi buy on weakness untuk saham-saham yang menjadi konstituen baru indeks. Saham pilihan Agung adalah JSMR, SMRA, BBTN, AKRA, AMRT dan MYOR.
Sedangkan bagi William, menjelang masa efektif rebalancing indeks merupakan momentum menarik untuk strategi trading. William menyematkan rekomendasi buy untuk AKRA, AUTO, SMRA, JSMR, MYOR dan GJTL.
Sarkia melirik saham AUTO, SMRA, AMRT, BBTN MYOR dan JSMR. Sementara Reza Fahmi menyodorkan AUTO, GJTL, JSMR, BBTN, MAPA, AKRA, AMRT dan GGRM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News