Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan menggenjot ekspansi ke pasar Timur Tengah. Upaya membuka pasar baru ini menjadi langkah KLBF untuk meningkatkan penjualan ekspor.
KLBF akan mengekspor produk Hydro Coco ke kawasan ini. Di semester satu ini, KLBF menyelesaikan tes pasar, survei, dan menggandeng partner lokal.
Setelah kajian rampung, Kalbe akan menggelar promosi besar-besaran. Salah satu langkah awal KLBF adalah membuka kantor perwakilan di Dubai, Qatar. "Potensinya sangat besar untuk pasar Timur Tengah, saat ini kami sedang jajaki," ujar Vidjongtius Direktur Utama KLBF usai paparan publik, Senin (5/6).
Selama ini, Kalbe baru memasarkan Hydro Coco di dalam negeri. Vidjongtius menyatakan, tantangan pemasaran Hydro Coco di Timur Tengah adalah biaya logistik. Menurut dia, biaya yang dibutuhkan bisa meningkat 20%-30%, lebih mahal dibandingkan dengan pemasaran produk Kalbe berupa obat.
Kalbe Farma sudah mendekap pasar Filipina, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Singapura dan Thailand untuk berbagai produk. Manajamen menyatakan, obat produk kesehatan dengan merek Mixagrip saat ini menjadi market leader di Myanmar. Produk nutrisi Diabetasol juga menjadi market leader di Filipina.
Pada kuartal satu 2017, porsi penjualan ekspor KLBF mencapai 5,46% dari total penjualan. Angka ini naik ketimbang kuartal satu tahun lalu yang baru 4,51% dari total penjualan. Kalbe menargetkan kontribusi penjualan ekspor bisa naik dua kali lipat atau jadi sekitar 10% dalam tiga hingga lima tahun. "Kami juga akan mengenalkan merek lainnya di pasar ASEAN," kata dia.
Tak cuma melempar jala ke luar negeri, KLBF pun memperluas pasar di dalam negeri. KLBF akan membidik Indonesia timur untuk membuka satu hingga dua cabang. Saat ini, Kalbe Farma sudah memiliki 72 cabang yang tersebar di 52 kota di Indonesia.
Cabang ini meliputi pembangunan gudang dan penyediaan sarana transportasi untuk menunjang aktivitas. Pembangunan cabang ini sedang dalam proses. Biaya pembangunan cabang baru Rp 10 miliar-Rp 20 miliar per cabang. "Pembangunan di wilayah timur ini dengan memperhitungkan potensi daerah baru," ujar Vidjongtius.
Tahun lalu, KLBF membangun cabang di Ambon. Penambahan cabang baru ini menjadi upaya perusahaan untuk menambah jaringan distribusi di daerah.
Kalbe juga menggenjot ekspansi lewat pemasaran online. Saat ini, lewat situs Kalbestore.com telah ada 500.000 member aktif.
Sebelumnya, Kalbe juga membentuk joint venture dengan PT Kreatif Media Karya, anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). Hasil kerja sama tersebut melahirkan PT Medika Komunika Teknologi dengan situs www.klikdokter.com.
Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas, mengatakan, KLBF serius menggarap pasar ekspor lewat ekspansi ke Timur Tengah. KLBF juga baru saja selesai membangun pabrik biosimilar di Cikarang. "Hal ini tentunya akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja," ungkap dia.
Nafan memprediksi, pendapatan KLBF bisa naik 9% jadi Rp 21,31 triliun. Laba bersih KLBF pun berpeluang naik 10% menjadi Rp 2,54 triliun. Dia merekomendasikan akumulasi saham KLBF dengan target Rp 1.815.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News