Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Membuka tahun ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) meluncurkan beberapa produk anyar di bidang konsumer. Lewat rilis varian produk, Kalbe Farma berusaha mempertahankan dan menambah pangsa pasar. Ini juga merupakan upaya KLBF mengerek kinerja di tengah banyaknya tantangan bagi industri farmasi.
Beberapa produk baru KLBF yang meluncur di kuartal pertama ini di antaranya adalah Hydro Coco Bits, Premium Vegie Love Juice dan juga berbagai varian herbal dari produk Komix. Meski demikian, produk-produk konsumsi ini tak keluar dari sektor yang disasar oleh KLBF, yaitu kesehatan.
Beberapa analis menganggap bahwa produk-produk konsumsi ini bisa mendukung kinerja KLBF ke depan. Analis BCA Sekuritas Jennifer Frederika Yapply mengungkapkan, bisnis produk konsumer kesehatan ini bisa tumbuh 13,31% secara year on year.
Dia memperkirakan segmen farmasi hanya akan tumbuh 5%, didorong volume penjualan. "Untuk segmen lainnya, kami mengestimasikan pertumbuhan yang sama di tahun 2016, yang akan membuat keseluruhan pendapatan naik sebesar 9,7%," kata Jennifer dalam riset, Senin (3/4).
Meski demikian, Jennifer menyatakan investor perlu memperhatikan outlook emiten tahun ini. Sebab, asumsi puncak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akan mencapai Rp 13.800 di akhir tahun. Ini bisa menekan gross margin KLBF.
Analis Bahana Securities Renaldy Effendy menyatakan, pendapatan segmen farmasi KLBF sulit tumbuh signifikan, meski demand naik. Margin berpotensi tergerus karena program BPJS. "Meski demand bertambah, harga obat yang murah membuat margin tergerus," kata Renaldy kepada KONTAN, Kamis (6/4).
Renaldy menambahkan, peluncuran dari produk-produk baru oleh KLBF ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak tergerusnya margin bisnis obat. Menurut dia, diversifikasi bisa menjadi jawaban bagi KLBF.
Meski demikian, saat ini bukan berarti KLBF keluar dari core bussiness di bidang farmasi. Pasalnya, produk-produk yang dimiliki oleh KLBF merupakan produk-produk yang berhubungan dengan kesehatan.
Renaldy juga menyebut saat ini KLBF memiliki jaringan distribusi yang baik dan brand yang sudah dikenal luas. Dengan demikian emiten ini bisa lebih mudah menjaga pertumbuhan kinerja tahun ini.
Analis NH Korindo Securities Joni Wintarja mengatakan, inovasi produk menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan KLBF. Bahkan menurut dia, segmen nutrifood akan memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan segmen farmasi KLBF saat ini. "Estimasi bisnis nutritional food akan tumbuh 15% di 2017 sedangkan prescription drug tumbuh 6%," kata Joni kepada KONTAN, Kamis (6/4).
Meski demikian, ada hal yang menurut Joni harus diwaspadai KLBF. Sebagai perusahaan farmasi yang masih mengimpor bahan baku, KLBF sering terganjal oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Meski demikian, menurut Joni, tahun ini potensi KLBF tertekan fluktuasi kurs kecil.
Joni memperkirakan, pendapatan KLBF tahun ini bisa tumbuh 8,1% menjadi Rp 21,19 triliun, dan tumbuh 7,8% tahun depan menjadi Rp 22,84 triliun. Dia memprediksi laba bersih KLBF tumbuh 8,5% jadi Rp 2,48 triliun tahun ini dan tumbuh 9,5% menjadi Rp 2,72 triliun tahun depan.
Jennifer merekomendasikan hold saham KLBF dengan target harga Rp 1.650 per saham. Renaldy dan Joni sama-sama merekomendasikan buy untuk KLBF dengan target harga masing-masing Rp 1.800 dan Rp 2.000. Pada perdagangan kemarin, harga saham KLBF turun 0,31% ke Rp 1.610 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News