kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja turun, sektor properti diperkirakan masih berat untuk naik di kuartal II


Senin, 15 Juni 2020 / 19:20 WIB
Kinerja turun, sektor properti diperkirakan masih berat untuk naik di kuartal II
ILUSTRASI. Kinerja emiten properti pada kuartal I-2020 sebagian besar kompak turun.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti pada kuartal I-2020 sebagian besar kompak turun. Misalnya saja laba PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang labanya tergerus 58% dari Rp 618 miliar menjadi Rp 259,65 miliar, kemudian laba PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tergerus 37,3% dari Rp 283,1 miliar menjadi Rp 177,51 miliar.

Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan sektor properti tertekan sejak tiga tahun belakangan. Terlebih tahun lalu, adanya pesta politik membuat masyarakat cenderung wait and see dalam mengambil tindakan ekonomi. Sementara itu penerapan PSAK 72 hanya akan berpengaruh signifikan pada penjualan properti yang bersifat high-rise seperti hotel, apartemen dan mal karena memakan waktu penyelesaian aset yang lebih lama dibandingkan properti landed-house.

Namun melihat dari kinerja emiten properti pada kuartal satu ini, ternyata emiten dengan porsi pendapatan yang berasal dari penjualan landed-house yang tinggi pun mencatat penurunan kinerja. "Hal tersebut membuktikan bahwa tidak bisa kita pungkiri jika mewabahnya Covid-19 berdampak pada kinerja awal tahun emiten properti," jelas Ajeng kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).

Baca Juga: Seluruh mal di Bandung diizinkan beroperasi meski PSBB diperpanjang

Memang pandemi Covid-19 baru ramai di Indonesia pada akhir Maret 2020. Namun merebaknya Covid-19 di dunia sejak akhir tahun lalu menimbulkan kepanikan. Ini menyebabkan masyarakat cenderung menahan permintaan pada sektor properti dan menyimpan uang untuk kebutuhan sehari-hari.

PSBB yang mulai diterapkan pada akhir Maret hingga mulai dilonggarkan pada pertengahan sampai akhir Juni 2020 jelas semakin memberatkan pertumbuhan kinerja emiten properti pada kuartal II-2020. Pembatasan gerak akan menurunkan minta beli masyarakat. "Maraknya PHK yang terjadi pada kuartal II-2020 karena melemahnya ekonomi juga menjadi penghambat pertumbuhan konsumsi," kata Ajeng.

Dus, emiten dengan proporsi pendapatan berulang (recurring income) yang besar dapat menjadi perhatian di kala pelonggaran PSBB. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan porsi 70% pendapatan yang berasal dari recurring income dapat menjadi perhatian pelaku pasar. PWON didominasi oleh pendapatan dari segmen mal dan apartemen, sementara LPKR diuntungkan dari segmen rumah sakit dan juga mal.

Baca Juga: Permintaan semen domestik diperkirakan membaik pada semester kedua 2020

Selanjutnya CTRA dapat pula menjadi pilihan karena di masa pandemi ini, CTRA masih akan fokus dan mengunggulkan penjualan landed-house segmen menengah ke bawah dengan harga properti di bawah Rp 2 miliar.

Memang penerapan new normal tidak serta merta menumbuhkan atau mengembalikan kinerja properti seperti sedia kala. "Namun, dengan adanya reopening ekonomi dan didukung stimulus dari pemerintah diharapkan dapat menjadi angin segar bagi kembali bergairahnya kinerja emiten properti untuk jangka panjang," pungkas Ajeng.

Baca Juga: Kinerja perbankan diprediksi merosot kuartal II, ini sektor yang direkomendasikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×