kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,22   7,62   0.77%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana Narada buruk dalam tiga hari ini, berikut kata pengamat


Jumat, 15 November 2019 / 08:30 WIB
Kinerja reksadana Narada buruk dalam tiga hari ini, berikut kata pengamat


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham- saham portfolio reksadana Narada Aset Management (NAM) mengalami penurunan dan anjlok hingga angka 25% dalam kurun waktu tiga hari berturut-turut.

Penyebab turunya saham - saham tersebut lantaran kegagalan membayar bayar fasilitas margin di beberapa perusahaan sekuritas seperti Kiwoom Sekuritas, Samuel Sekuritas, KGI, Mega Capital dan beberapa perusahaan lainnya senilai Rp 150 miliar.

Baca Juga: Ini penyebab Bareksa suspensi dua reksadana Narada Aset Manajemen

Saham-saham NAM yang turun sendiri mencakup PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) mengalami penurunan dari Rp 850 per lembar menjadi Rp 314 per lembar, PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) turun dari Rp1,100 per lembar menjadi Rp 466 per lembar, PT Forzaland Indonesia Tbl (FORZ) turun dari Rp 900 per lembar menjadi Rp 298 per lembar, PT Borneo Olah Sarana Tbk (BOSS) turun dari Rp500 per lembar menjadi Rp 179.

Peneliti Indef Abdul Manaf Pulungan menilai, anjloknya saham NAM hingga potensi kegagalan membayar penempatan dana nasabah disebabkan dari faktor internal perusahaan asset management perusahaan itu sendiri

"Biasanya dari sisi internal perusahaan karena perusahaan asset itu biasanya mereka menghimpun dana dari domestik dan mereka menjanjikan return yang sangat tinggi bagi investor," ungkap dia kepada wartawan, Kamis, (14/11).

Abdul menjelaskan, ketika perusahaan asset management itu menetapkan yield yang tinggi mereka harus melepaskan instrumen yang tinggi ke investasi - investasi yang kurang secure.

Baca Juga: Bareksa stop pembelian reksadana Narada Aset Manajemen, ada apa?

"Misalnya, ratingnya katakan di bawah peluang untuk default sangat tinggi. Jadi karena ada desakan return yang harus dikasih pemilik dana jadi tidak secure," ungkap dia.




TERBARU

[X]
×