Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks reksadana campuran yang tercermin dalam Infovesta Balanced Fund Index tercatat turun 0,49% di kuartal I-2018.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kinerja reksadana campuran negatif lebih disebabkan karena di periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,62%.
"Kinerja reksadana campuran negatif karena pengaruh penurunan kinerja saham lebih besar daripada obligasi, para MI kini lebih mudah cari saham daripada obligasi," kata Wawan, Kamis (12/4).
Sekadar informasi, Infovesta Utama mencatat pertumbuhan kinerja obligasi di periode yang sama hanya 0,19% untuk obligasi pemerintah dan 1,85% untuk obligasi korporasi.
Meskipun, secara rata-rata kinerja reksadana campuran negatif, ada pula beberapa reksadana campuran yang tetap catatkan kinerja tinggi diatas rata-rata. Salah satunya, reksadana Simas Maju Berkembang dari Sinarmas Asset Management yang mampu tumbuh 18,99%.
Menurut Wawan, reksadana campuran yang saat ini berkinerja cemerlang karena memiliki portofolio saham second liner yang spesifik serta saham sektor komoditas tambang khususnya batubara. "Beberapa reksadana campuran yang kinerjanya tinggi karena memiliki saham dengan pendapatan naik dua hingga tiga kali lipat di tahun lalu," kata Wawan.
Sementara, beberapa reksadana campuran yang berkinerja dibawah rata-rata, Wawan perkirakan karena reksadana tersebut memegang saham blue chip. Ketika IHSG turun saham blue chip cenderung ikut terseret turun.
"Bagi yang lebih banyak memegang Surat Utang Negara (SUN) sejak awal tahun kinerja juga masih turun efek kenaikan suku bunga The Fed," kata Wawan.
Wawan memproyeksikan aset saham tahun ini bisa berikan return 10% dan obligasi bisa berikan return 7%, sehingga secara rata-rata kinerja reksadana campuran berkinerja 8% di tahun ini.
Menurut Wawan, saat ini reksadana campuran masih menarik untuk dimiliki. "Investro yang masuk ke reksadana campuran umumnya menginginkan investasi dengan risiko yang tidak setinggi saham tetapi mengharapkan return di atas reksadana pendapatan tetap," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News