Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas pasar yang tinggi, PT Pinnacle Persada Investama atau Pinnacle Investment (PPI) meluncurkan reksadana baru bertajuk Pinnacle Granditas Dynamic Balanced Fund pada Kamis (12/4).
Reksadana berjenis campuran ini memiliki strategi pengelolaan reksadana yang dinamis atau tidak terpaku pada porsi alokasi aset yang stagnan.
John D. Rachmat Senior Advisor & Principal Pinnacle Investment mengatakan, perbedaan reksadana ini dengan reksadana campuran biasa adalah porsi alokasi aset diatur sangat dinamis sesuai dengan kondisi pasar. Menurutnya, reksadana campuran lain biasanya memiliki porsi tetap untuk alokasi aset saham, obligasi dan pasar uang.
Kebijakan investasi yang dipilih pada produk rekasadana ini sebesar 1%-79% ditempatkan pada saham, 0%-79% di pasar uang, dan 1%-79% pada obligasi.
John menjelaskan, dalam mengelola reksadana ini, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan pilihan aset alokasi yang sedang bullish. Proses ini dilakukan dengan metode kuantitatif analisis fundamental dari ekonomi global serta politik.
Apabila pada proses pertama terpilih alokasi aset yang sedang bullish adalah saham, dilanjutkan dengan memilih saham secara agresif berdasarkan strategi kuantitatif. Namun, apabila pasar saham sedang bearish, Pinnacle akan lebih banyak menaruh alokasi aset di pasar uang atau obligasi bertenor pendek.
Selanjutnya, apabila pasar obligasi yang sedang bullish, maka strategi pemilihan obligasi jatuh pada obligasi pemerintah bertenor panjang. Sebaliknya, jika pasar obligasi sedang bearish, maka obligasi pemerintah yang dipilih adalah obligasi bertenor pendek.
Guntur Putra President & Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment mengatakan, saat ini, porsi portofolio reksadana Pinnacle Granditas Dynamic Balanced Fund sebesar 70% berada di instrumen pasar uang. Porsi pada alokasi aset saham dan obligasi minim, karena volatilitas pasar sedang tinggi.
Guntur memproyeksikan korekasi masih akan terjadi. "Porsi yang aman saat ini masih di pasar uang, untuk alokasi aset di saham masih menunggu indikasi momentum," katanya, Kamis (12/4).
Sementara, alokasi aset yang berada pada obligasi terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) dengan kombinasi tenor panjang dan pendek tergantung pada siklus pasar.
Minimal investasi reksadana ini sebesar Rp 100.000. Menurut Guntur, reksadana ini cocok bagi investor ritel maupun institusi. Biaya manajer investasi reksadana ini sebesar 1,5% per tahun.
Guntur tidak menyebut target return reksadana ini secara spesifik. Namun, Pinnacle berusaha agar return reksadana ini bisa konsisten di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam setiap kondisi pasar, baik sedang bullish maupun bearish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News