kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja Pasar Saham Indonesia Positif Saat Kondisi Global Dinamis


Selasa, 19 April 2022 / 17:57 WIB
Kinerja Pasar Saham Indonesia Positif Saat Kondisi Global Dinamis
ILUSTRASI. Di saat pasar saham global bergerak fluktuatif, pasar saham Indonesia justru terus melaju positif.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat pasar saham global bergerak fluktuatif, pasar saham Indonesia justru terus melaju positif. Maklum, lonjakan harga komoditas imbas konflik Rusia-Ukraina, hingga ekspektasi kebijakan moneter The Fed yang agresif telah membuat pasar saham bergejolak. Namun, IHSG justru terus menghijau dan menembus rekor tertinggi. 

Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma menilai, Indonesia saat ini memang berada pada sweet spot yang membuat pasar saham Indonesia kembali masuk dalam radar investor. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang menjadi katalis bagi pasar saham Indonesia.

Pertama, dari perspektif makroekonomi, Indonesia berada dalam siklus pemulihan yang menarik bagi investor yang mencari growth di tengah tren normalisasi ekonomi global saat ini. Kedua, Indonesia adalah net eksportir komoditas yang dipandang diuntungkan dari kenaikan harga komoditas saat ini dan dapat menjadi tempat berlindung bagi investor global.

Baca Juga: IHSG Turun Dari Level Psikologis, Begini Proyeksi untuk Rabu (20/4)

“Lalu, posisi Indonesia yang netral di tengah tensi geopolitik, hingga stabilitas nilai tukar Rupiah dan makroekonomi yang solid turut menjadi katalis positif. Oleh sebab itu, secara keseluruhan kami memandang positif outlook pasar Indonesia tahun ini,” ujar Samuel dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4).

Di satu sisi, Samuel tak menampik bahwa kenaikan harga komoditas bisa memicu kenaikan inflasi Indonesia. Hanya saja, ia melihat dampak terhadap inflasi Indonesia relatif lebih gradual dibanding di kawasan negara maju. Pasalnya, di Indonesia terdapat beberapa barang yang harganya diatur oleh Pemerintah sehingga dapat menjadi bantalan di tengah kenaikan harga komoditas. 

Walaupun, konsekuensinya adalah akan ada tekanan fiskal untuk subsidi. Tapi ia melihat pendapatan pemerintah juga berpotensi lebih baik tahun ini disumbang dari komoditas yang dapat mengurangi tekanan fiskal negara. Alhasil, bank sentral masih mempertahankan pandangan akomodatif di tengah prospek inflasi yang cenderung meningkat.

Baca Juga: Net Buy Asing Lebih Dari Rp 41 Triliun di Pasar Saham, Waspada Pembalikan Arus

Dengan situasi kondisi global yang dinamis, Samuel bilang strategi pengaturan portofolio bisa difokuskan pada tema besar yang secara fundamental mendukung bagi Indonesia. Dia melihat ada dua tema besar yang potensial di pasar Indonesia. 

Pertama adalah tema pemulihan ekonomi pasca pandemi yang diuntungkan dari adanya pent-up demand masyarakat. Beberapa sektor yang potensial dari tema ini adalah di sektor perbankan dan properti. 

Tema kedua adalah yang lebih bersifat struktural dan membawa perubahan di lanskap ekonomi Indonesia. Menurutnya, sektor yang berhubungan dengan ekonomi digital dan green economy yang berhubungan dengan rantai pasokan energi terbarukan masuk dalam kategori ini. 

“Kedua sektor ini sangat menarik didukung oleh potensi ekonomi digital Indonesia yang besar dan tren dunia menuju penggunaan energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil,” tutup Samuel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×