kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja pasar obligasi tetap tinggi di tengah sentimen kenaikan suku bunga AS


Minggu, 28 November 2021 / 20:15 WIB
Kinerja pasar obligasi tetap tinggi di tengah sentimen kenaikan suku bunga AS
ILUSTRASI. Pasar obligasi domestik saat ini cukup tahan banting terhadap sentimen negatif kenaikan suku bunga The Fed.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas domestik yang tinggi membuat kinerja pasar obligasi terus menguat. Indeks kinerja pasar obligasi yang tercermin dalam Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sempat menyentuh rekor tertinggi di tengah munculnya keinginan proses tapering off Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat. 

Berdasarkan Bloomberg, Jumat (26/11), level ICBI berada di 332,41 turun 0,05%. Namun, pada Kamis (25/11), level ICBI sempat sentuh rekor tertinggi sepanjang masa di 332,58. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruoto mengatakan level ICBI tetap dapat menyentuh rekor tertinggi di tengah muncul keinginan The Fed untuk mempercepat tapering off,  karena disokong likuiditas yang tinggi dari investor domestik. 

Baca Juga: Prospek Utang Korporasi Stabil di 2022, Refinancing Mencapai Titik Tertinggi di 2024

Ramdhan tidak memungkiri, secara tren investor asing masih keluar dari pasar obligasi karena munculnya kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga lebih cepat jika proses tapering off selesai lebih cepat. Namun, di satu sisi, pasar obligasi domestik tetap berkinerja positif karena likuiditas dalam negeri yang tinggi. 

Ramdhan menilai likuiditas domestik yang tinggi tersokong dari penyaluran kredit perbankan yang masih terbatas. "Penyaluran kredit memang sudah tumbuh tetapi para perbankan cenderung masih bersikap hat-hati dalam memberikan kredit ke sektor riil," kata Ramdhan. Sementara, dana kelolaan manajer investasi terus bertumbuh. 

"Institusi manajer investasi maupun perbankan di akhir tahun ini harus menempatkan instrumen obligasi, sementara persediaan pasokan obligasi di pasar primer sudah tidak ada, permintaan jadi meningkat dan harga meningkat," kata Ramdhan, Jumat (26/11). 

Alhasil, Ramdhan menilai pasar obligasi domestik saat ini cukup tahan banting terhadap sentimen negatif kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat. Ramdhan memproyeksikan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun di akhir tahun ini dapat bertahan di level 6,1%-6,2%. 

Baca Juga: Kinerja Dana Pensiun diprediksi tumbuh di 2022, ini portofolio yang jadi andalan

Stabilnya pasar obligasi pemerintah juga didukung dari investor asing yang sampai saat ini bertahan atawa tidak keluar dari pasar obligasi domestik. "Investor asing yang kini masih bertahan di pasar obligasi pemerintah sudah merasa nyaman dengan yield dan fundamental Indonesia yang baik, sehingga walaupun ada gejolak pasar, jumlah kepemilikan asing di SBN tidak keluar banyak," kata Ramdhan. Itulah sebabnya, kinerja ICBI masih tetap dapat rekor meski ada sentimen potensi kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat. 

Senada, Ahmad Mikail Zaini Ekonom Sucor Sekuritas juga mengatakan isu tapering off dan kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat hanya akan sementara membuat pasar obligasi terkoreksi. Sejauh ini, sentimen negatif tersebut masih bisa ditahan pengaruhnya dengan proyeksi neraca perdagangan yang surplus di November dan Desember. 

Di tengah kondisi ini, Mikail mengatakan seri obligasi yang menarik masih jatuh pada seri tenor pendek 1-3 tahun. Bagaimana pun, volatilitas seri tenor pendek akan lebih kecil dari seri tenor panjang ketika muncul proyeksi kenaikan suku bunga. 

Baca Juga: Rupiah tertekan sentimen negatif global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×