Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah tertekan sentimen varian virus Covid-19 baru dan percepatan tapering off Amerika Serikat. Namun, ekonom memproyeksikan rupiah akan kembali stabil karena didukung fundamental Indonesia yang kuat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (26/11), rupiah melemah 0,49% ke Rp 14.358 per dolar AS. Sementara, kurs Jisdor BI stagnan di Rp 14.280 per dolar AS.
Ekonom Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail Zaini mengatakan ada dua faktor yang membuat rupiah tertekan. Pertama, varian baru virus Covid-19 yang dinamakan Omicron membuat pelaku pasar kembali khawatir. Kedua, rupiah tertekan karena para pejabat The Federal Reserve (The Fed) menginginkan proses tapering off yang lebih cepat agar tingkat suku bunga AS juga naik lebih cepat.
Baca Juga: IHSG diramal melanjutkan pelemahan pada Senin (29/11)
Meski, sentimen negatif menyelimuti rupiah, Mikail memproyeksikan sentimen tersebut hanya mempengaruhi rupiah secara sementara. Sedangkan, sentimen positif yang seperti fundamental Indonesia yang kuat dapat menarik arus modal. "Fundamental Ìndonesia kuat terlihat dari neraca perdagangan yang surplus secara berkelanjutan," kata Mikail, Jumat (26/11).
Selain itu, investor asing juga tertarik masuk ke pasar keuangan Indonesia karena terkhusus di pasar obligasi terdapat yield spread yang atraktif. "Yield US Treasury sudah mulai turun artinya banyak investor yang beli US Treasury, tetapi di sisi lain yield yang menurun tersebut akan membuat yield spread aktraktif," kata Mikail.
Pada perdagangan Senin (29/11), Mikail memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.350 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah melemah 0,88% dalam sepekan, simak prediksinya untuk pekan depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News