Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas utama yang digunakan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yaitu gandum dan gula menunjukkan tren penurunan karena pasokan yang berlebih.
Dalam riset 31 Januari 2024, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri memprediksi bahwa penjualan MYOR pada kuartal IV-2023 akan menghasilkan pertumbuhan yang positif.
Per 30 September 2023, Mayora Indah mencatat laba bersih Rp 2,02 triliun. Angka ini naik 87% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,08 triliun.
Adapun Putu memprediksi laba bersih MYOR pada setahun penuh 2023 akan mencapai Rp 2,7 triliun hingga Rp 2,9 triliun.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Investasi & Trading pada Hari Ini (1/2)
"Manajemen juga menunjukkan sikap optimistis terhadap kinerjanya di setahun penuh 2024 ini dengan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% Year on Year (YoY)," kata Putu, Rabu (31/1).
Putu mengindikasi bahwa komoditas utama Mayora Indah, seperti gandum dan gula sedang menunjukkan tren penurunan karena pasokan yang berlebih. Namun, ia juga mencatat adanya potensi kenaikan harga gandum yang disebabkan oleh geopolitik di Timur Tengah dan di Laut Merah.
"Lalu terdapat pula kenaikan harga kopi dan kakao yang disebabkan oleh kekhawatiran terhadap cuaca El-Nino yang dapat melemahkan produksi global," katanya.
Meskipun harga komoditas selektif meningkat secara year to date (YTD), Putu masih memperkirakan adanya sedikit peningkatan pada margin kotor menjadi 26,9% pada setahun penuh 2024, karena situasi harga yang lebih tinggi itu nampaknya hanya bersifat sementara.
Baca Juga: Menyaring Saham Lapis Kedua yang Jadi Penghuni Baru IDX Value30, Growth30 & Quality30
Sementara itu, produk baru terbaru yang diluncurkan MYOR seperti Dark Wonder dan Roma Lavita menjadi salah satu daya tarik yang positif, meskipun ketersediaan produknya masih terbatas.
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Janice Kohar mengatakan, dalam kondisi makro ekonomi saat ini, terdapat sejumlah faktor positif yang dapat menopang sektor konsumen.
Inflasi yang rendah pada Desember 2023, yang berada dalam target Bank Indonesia (BI), memberikan dukungan terhadap daya beli konsumen.
Dengan inflasi yang rendah pada Desember 2023, terlihat pada Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,41% MoM dan inflasi tahun 2023 sebesar 2,61% YoY, yang berada dalam target Bank Indonesia sebesar 3,0%.
"Seiring dengan itu, pemerintah mengumumkan program bantuan sosial pada kuartal I-2024, termasuk PKH, Kartu Sembako, BLT Dana Desa, Kartu Prakerja, PIP, dan KIP, dengan total anggaran Rp 81,2 triliun atau naik 12% YoY," kata Janice kepada Kontan.co.id, Jumat (2/2).
Baca Juga: Saham ASII Masih Dilego, Cermati 10 Saham Net Sell Terbesar Asing pada Senin (29/1)
Janice bilang, proyeksi penyaluran bantuan sosial yang meningkat pada kuartal I-2024 dapat menciptakan pertumbuhan daya beli masyarakat.
Hal ini juga dapat mengubah pola pengeluaran, karena dengan dana yang sebelumnya dialokasikan untuk kebutuhan pokok, kini dapat digunakan untuk pembelian barang konsumsi lainnya.
Alhasil, Putu masih merekomendasikan buy pada saham MYOR dengan target harga Rp 3.300 per saham, ia menilai prospek MYOR akan membaik pada setahun penuh 2024 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News