Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Selaras dengan hal ini, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai dengan adanya rencana LPPF untuk menutup 10 toko berkinerja buruk, serta rencana mengubah strategi dari pay less feel good, menjadi feel good dengan lebih fokus pada pengembangan merek dan bertujuan untuk ekspansi margin dengan mengarah ke kelompok masyarakat berpenghasilan lebih tinggi akan berdampak positif bagi kinerja pendapatan maupun penjualan LPPF.
Azis juga memperkirakan di tahun ini laba bersih LPPF akan bertumbuh positif sebesar 9,78% secara yoy menjadi Rp 741 miliar dengan asumsi peremajaan gerai dan penambahan sebanyak 4-6 gerai lagi di tahun 2024 akan terus berjalan.
"Namun, LPPF masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya yaitu konsumsi masyarakat yang masih melambat," kata Azis kepada Kontan.co.id, Kamis (19/7).
Baca Juga: LPPF Akan Fokus Ekspansi Gerai dan Memperkuat Pengembangan Bisnis Omnichannel
Selain itu, Azis mengatakan tantangan lainnya datang dari meningkatnya persaingan karena bisa menjadi faktor penurunan dari SSSG LPPF. Dia memperkirakan, penjualan LPPF akan melambat karena momen seperti Lebaran telah lewat.
Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora juga memperkirakan bahwa kinerja LPPF di tahun ini akan cenderung tertekan karena adanya hambatan bisnis seperti persaingan yang terus-menerus terjadi dengan perusahaan ritel lainnya, sehingga sulit mendapatkan pelanggan.
“Bisnis konsinyasi LPPF yang tinggi sebesar 70% dari penjualan membuatnya sulit untuk mengikuti tren fesyen yang bergerak cepat,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).
Namun, menurutnya, dengan adanya rencana optimalisasi gerai oleh LPPF diperkirakan akan menjadi sentimen positif untuk perusahaan, karena tentunya akan memangkas beban terhadap gerai yang tidak produktif, sehingga emiten bisa lebih efektif, dan akan membuat laba lebih meningkat ke depannya.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Diramal Lanjutkan Koreksi, Simak Rekomendasi Saham untuk Rabu (10/1)
Sedangkan untuk tantangan utama untuk LPPF, Andhika bilang, datang dari banyak nya toko online dan mereka semakin berkembang. Oleh karena itu LPPF juga perlu meningkatkan penjualan online nya, supaya bisa bersaing.
Dia memproyeksi, penjualan LPPF akan bergeliat lagi pada akhir tahun, ketika momen Natal dan tahun baru. "Selanjutnya, tantangan LPPF juga datang dari selesainya momen anak-anak masuk sekolah, sehingga membuat masyarkat akan menahan untuk belanja pakaian," kata dia.
Dengan faktor-faktor tersebut, Adhika merekomendasikan wait and see karena pergerakan saham LPPF secara teknikal sedang downtrend. Sedangkan Azis merekomendasikan Hold untuk LPPF, dengan target harga Rp 1.665 per saham.
Sementara Alif, merekomendasikan buy atau beli untuk LPPF dengan target harga Rp 2.160 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News