Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan semen yang berlebih dalam skala nasional berpotensi menjadi salah satu penghambat kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sepanjang tahun ini.
Budi Rustanto, Analis Valbury Sekuritas Indonesia dalam riset 8 Mei memperkirakan, potensi kelebihan pasokan semen bisa mencapai 40 juta ton dari jumlah permintaan nasional pada tahun ini.
Ia pun menyebut, kondisi oversupply tersebut berdampak pada penurunan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) INTP pada kuartal I-2018 lalu.
Sekadar info, pada kuartal pertama tahun ini, ASP INTP turun 7% (YoY) menjadi Rp 829.000 per ton. Padahal, di periode yang sama volume penjualan semen domestik perusahaan tumbuh mencapai 9,8% (YoY) menjadi 4,15 juta ton.
Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia, Bertoni Rio menyampaikan, secara umum kelebihan pasokan semen disebabkan belum pulihnya sektor properti sebagai salah satu pangsa utama emiten semen seperti INTP.
Akibatnya, permintaan semen dari sektor tersebut masih tergolong rendah. “Kondisi oversupply pada produk semen turut membuat pendapatan perusahaan cenderung stagnan,” katanya, Selasa (8/5).
Sebagai bukti, pendapatan INTP hanya meningkat tipis 1,9% (YoY) menjadi Rp 3,43 triliun pada kuartal I-2018 lalu.
Ia melanjutkan, potensi kelebihan pasokan masih bisa berlanjut akibat tren pelemahan rupiah plus fakta bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cenderung lambat.
Ke depannya, hal itu akan berdampak pada lesunya daya beli di segmen ritel sehingga membuat permintaan semen dari segmen tersebut berkurang.
Bertoni merekomendasikan beli saham INTP dengan target Rp 21.500 per saham. Adapun Budi menyarankan hold saham INTP dengan target Rp 18.500 per saham.
Pada penutupan perdagangan Selasa (8/5), saham INTP berada di level 16.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News