Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi over supply alias kelebihan produksi semen dalam negeri diprediksi masih akan berlanjut pada tahun ini. Kondisi tersebut turut menekan kinerja saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Selama awal 2018, kinerja saham yang termasuk indeks LQ45 ini masih terkoreksi. Secara year to date (ytd) per Jumat (13/4), harganya sudah tergerus 17,54%. Dalam tiga bulan terakhir, penurunannya lebih dalam lagi yaitu 21,30%.
Analis Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, memburuknya kinerja saham emiten semen ini tak terlepas dari sektor properti yang tengah lesu. Maklum, pangsa pasar terbesar industri semen adalah sektor properti.
"Sekarang kondisi pasokan semen juga sedang berlebih dan banyak pemain baru, ini yang memperberat kinerja Indocement," ujar Kiswoyo, Senin (16/4).
Ia memprediksi, kinerja industri semen baru akan membaik pada 2020, karena ada proyeksi pulihnya sektor properti pada tahun tersebut.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Mimin Halimin sependapat. Kelebihan pasokan masih jadi sentimen negatif bagi INTP. "Pasokan semen domestik akan mencapai 108 juta ton pada tahun 2018," ujar Mimin dalam paparan riset, Senin (9/4). Padahal, proyeksi konsumsi semen tahun ini hanya 70,3 juta ton.
Walaupun demikian, masih ada katalis positif yang bisa mengimbangi kelebihan pasokan. "Penurunan harga batubara pada kuartal 1-2018 bisa menguatkan produsen semen, karena dapat memangkas tekanan biaya produksi," kata Mimin.
Analis Ciptadana Sekuritas, Fahressi Fahalmesta memprediksi, harga batubara akan stabil pada tahun ini. "Proyeksi kami, laba bersih INTP tahun ini naik 6,4% menjadi Rp 1,98 triliun," katanya.
Hingga akhir tahun ini, saham INTP diprediksi masih akan tertekan karena sentimen pasokan berlebih. Kiswoyo juga bilang, secara valuasi saham INTP sudah cukup kemahalan. "Harga wajarnya berada di level Rp 13.000-an, kalau melihat prospek jangka panjang harga wajarnya bisa di rentang Rp 15.000 sampai Rp 17.000-an," paparnya.
Mimin, Fahressi maupun Kiswoyo merekomendasikan posisi hold saham INTP. Mimin memasang target harga Rp 16.745, Fahressi menargetkan INTP di harga Rp 17.150, sementara target Kiswoyo di level Rp 17.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News