kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antisipasi lonjakan beban, Indocement menaikkan harga jual


Sabtu, 24 Maret 2018 / 13:40 WIB
Antisipasi lonjakan beban, Indocement menaikkan harga jual


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri semen yang masih tertekan membuat PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) harus mencari strategi baru demi mempertahankan margin. Maklum, selain masih ada kelebihan pasokan (oversupply) di pasar, INTP juga dibayangi kenaikan beban produksi, lantaran harga batubara yang tinggi.

Karena itu, Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya mengatakan, INTP berencana menaikkan harga semen sekitar 1%-2% tahun ini. Sehingga, harga semen INTP akan meningkat sekitar Rp 500–Rp 1.000 per kantong semen.

Kenaikan harga jual ini akan dilakukan di beberapa wilayah penjualan INTP. "Kami akan coba di beberapa wilayah. Kalau pasar bisa menerima, kami akan menaikkan.
Kalau pasar tak bisa terima, INTP masih siap dengan harga jual sekarang," ujar Christian, Jumat (23/3). Beberapa wilayah yang sudah jadi incaran INTP antara lain wilayah Jawa Tengah dan Sumatra.

Strategi ini dilakukan INTP demi mengantisipasi tren kenaikan harga batubara yang kini mendekati US$ 100 per ton. Hal ini bahkan sudah membuat beban INTP di 2017 lalu meningkat.

Sepanjang 2017, beban pokok pendapatan INTP naik 4,4% year on year (yoy) menjadi Rp 9,42 triliun. Beban usahanya juga naik 13,5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun.

Pada periode itu, harga jual semen INTP justru turun 11%. Alhasil, pendapatan INTP pun turun 6,1% yoy jadi Rp 14,43 triliun. Tak pelak, total laba bersih INTP tergerus hingga 51,9% yoy menjadi Rp 1,86 triliun. Padahal, di 2016 lalu, INTP mampu membukukan laba Rp 3,87 triliun.

Di sisi lain, persaingan yang terjadi di antara 19 merek dari 15 pemain semen cukup ketat. Menurut INTP, persaingan pemain semen paling terasa di Jakarta dan Jawa Barat.

Meski demikian, INTP masih berharap bisa mengantongi pertumbuhan penjualan sebesar 6% pada tahun ini.Christian yakin, produksi dan penjualan INTP bisa tumbuh lantaran banyaknya pembangunan proyek infrastruktur.

Pada tahun lalu, volume penjualan semen INTP tercatat 17,90 juta ton naik 5,5% yoy. "Sampai Februari 2018 penjualan kami sudah naik 11%. Kalau kondisi politik aman, diharapkan bisa tumbuh double digit," ujar dia.

INTP juga membidik penjualan semen untuk proyek komersial residensial. INTP pun telah mengantongi beberapa kontrak baru, misalnya, power plant di Batang, Tanjung Jati dan Cirebon. INTP juga mendapat kontrak untuk memasok semen ke proyek light rail transit (LRT), tol Jakarta-Cikampek, serta tol Ciawi-Sukabumi.
 
INTP juga memperkuat jalur distribusi semen di beberapa wilayah. Belum lama ini, INTP  telah mengoperasikan terminal semen di Palembang. Lalu, pada kuartal tiga mendatang, perusahaan semen ini akan mengoperasikan terminal semen di Lampung.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×