Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah hampir empat bulan pertama tahun 2019 berlalu, indeks obligasi korporasi tampak masih unggul dari sisi kinerja ketimbang obligasi pemerintah.
Berdasarkan data Indonesia Bond Price Agency (IBPA), INDOBeX Corporate Total Return mencatat pertumbuhan kinerja 5,10% (ytd) ke level 276,271 hingga Selasa (23/4). Di saat yang sama, pertumbuhan kinerja INDOBeX Government Total Return baru mencapai 4,87% (ytd) ke level 248,013.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan melihat, lambatnya pertumbuhan indeks obligasi pemerintah lebih dikarenakan instrumen tersebut lebih mudah merespons sentimen-sentimen eksternal, seperti perkembangan negosiasi dagang AS dan China serta ancaman perlambatan ekonomi global.
“Pergerakan indeks obligasi pemerintah menjadi lebih volatil ketimbang indeks obligasi korporasi,” ujarnya, Selasa (23/4).
Senada, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, pesatnya pertumbuhan indeks obligasi korporasi cukup terbantu oleh tingkat kupon instrumen tersebut yang lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah.
Ia pun menjelaskan, tingginya kupon obligasi korporasi disebabkan adanya spread yang memisahkan antara kupon instrumen tersebut dengan yield obligasi pemerintah. Besaran spread ini juga bergantung dari peringkat utang obligasi yang bersangkutan. Semakin tinggi peringkat utang, maka spread antara obligasi tersebut dengan obligasi pemerintah semakin dekat.
“Kalau peringkat utang rendah artinya risiko kreditnya tinggi, sehingga investor perlu kompensasi return atas tambahan risiko yang diambil,” terang dia, hari ini.
Berdasarkan data IBPA, kupon obligasi korporasi tenor 5 tahun dengan peringkat AAA memiliki spread sebesar 125,94 bps dengan yield obligasi pemerintah tenor serupa. Adapun kupon obligasi korporasi tenor 5 tahun dengan peringkat BBB memiliki spread sebesar 572,79 bps dari yield obligasi pemerintah.
Data IBPA juga memperlihatkan bahwa obligasi korporasi berperingkat AAA memiliki nilai kapitalisasi pasar yang terbesar, yakni Rp 172,93 triliun atau 54,50% dari total kapitalisasi pasar secara keseluruhan yang berjumlah Rp 317,89 triliun per bulan Maret lalu.
Lebih lanjut, besaran spread kupon obligasi korporasi dengan obligasi pemerintah tentu dapat melebar atau menyempit sewaktu-waktu.
Farash bilang, perubahan spread kupon obligasi korporasi selain didorong oleh faktor yang sifatnya teoritis, juga dipicu oleh faktor permintaan dan penawaran di pasar. Dalam hal ini, penambahan atau pengurangan jumlah obligasi korporasi untuk peringkat utang yang sama dapat mempengaruhi pergerakan spread kupon instrumen tersebut.
Terlepas dari itu, tidak menutup kemungkinan pertumbuhan kinerja indeks obligasi korporasi akan dilampaui oleh indeks obligasi pemerintah. Sebab, durasi obligasi pemerintah umumnya lebih panjang ketimbang obligasi korporasi.
“Ketika pasar rally lagi, indeks obligasi pemerintah punya kesempatan untuk outperform karena kontribusi capital gain yang lebih besar,” tandas Farash.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News