Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Group Wijaya Karya (WIKA) nampaknya masih cukup baik di semester I 2019. WIKA dan kedua anak usahanya yakni Wijaya Karya Beton (WTON) dan Wijaya Karya Gedung (WEGE) berhasil mencatat kenaikan laba usaha di semester I 2019.
Direktur Utama WIKA Tumiyana yakin bahwa WIKA akan terus meningkatkan kapasitasnya dengan mengerjakan proyek-proyek baru berskala besar karena masih memiliki cukup ruang untuk meningkatkan kekuatan permodalan.
Sepanjang 2019, WIKA berhasil meneken deretan kontrak baru, baik di dalam maupun luar negeri. Kontrak baru WIKA di tahun 2019 di antaranya pembangunan jalan tol Serpong–Balaraja di Banten, relokasi pipa Pertamina di Jawa Barat, Hotel Domestik Terminal 3 Bandara Soekarno–Hatta di Banten, hingga deretan proyek-proyek luar negeri seperti di Malaysia, Aljazair dan Taiwan.
Baca Juga: Pendapatan turun, laba Wijaya Karya (WIKA) malah melonjak 72%
Bisnis grup WIKA terdorong terutama di bidang penjualan beton. WTON mencatat kenaikan pendapatan year-on-year (yoy) sebesar 1,63% menjadi Rp 2,64 triliun. Di periode yang sama tahun 2018, WTON mencatatkan nilai pendapatan Rp 2,59 triliun.
Pendapatan WTON didominasi oleh penjualan produk putar yang nilai penjualannya mencapai Rp 1,48 triliun di semester ini. Angka ini naik dari periode 2018 yang hanya Rp 1,374triliun. Sementara itu, penjualan produk non putar merosot 17,64% menjadi Rp 803,48 miliar.
Baca Juga: Analis: Kinerja Wika Beton (WTON) ditopang kebijakan infrastruktur pemerintah
Berdasarkan penjualan menurut wilayah operasi, wilayah III DKI Jakarta menjadi wilayah dengan penjualan produk beton tertinggi yang nilainya mencapai 801,606 miliar. Jumlah ini melejit hampir 91% dari periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp 420,01 miliar.
Meski demikian, penjualan produk beton di bebrapa wilayah operasi lain cenderung menurun. Misalnya di Wilayah Penjualan I Sumatra Utara, penjualan turun hingga 44,19% menjadi Rp 133,25 miliar, Wilayah Penjualan VII Sulawesi Selatan anjlok 38,2% menjadi Rp 318,49 miliar, dan penjualan produk beton di Wilayah V Jawa Timur merosot hingga 47,8% menjadi 318,49 miliar.