Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal I-2025, kinerja Grup Erajaya menunjukkan hasil yang bervariasi. Misalnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan penurunan pendapatan 4,6% menjadi Rp 15,88 triliun, sementara laba bersihnya turun 20,37% menjadi Rp 203,25 miliar.
Sebaliknya, PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) mencatatkan pertumbuhan positif dengan peningkatan pendapatan sebesar 25,58% menjadi Rp 1,37 triliun, serta laba yang naik 3,01% menjadi Rp 41,83 miliar.
Analis Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengatakan bahwa penurunan kinerja ERAA utamanya disebabkan oleh belum masuknya peluncuran produk besar seperti iPhone 16 di awal tahun, serta tekanan daya beli yang masih belum sepenuhnya pulih.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan dan Proyeksi IHSG untuk Hari Ini (8/5)
Sementara itu, ERAL justru berhasil mencetak pertumbuhan yang positif ditopang oleh ekspansi lini produk lifestyle, pertumbuhan outlet, serta manajemen efisiensi yang cukup baik.
Memasuki kuartal II-2025, Ekky menyampaikan katalis untuk keduanya mulai terlihat. ERAA berpeluang rebound didorong oleh peluncuran resmi iPhone 16 di Indonesia yang biasanya jadi penggerak signifikan penjualan.
Sedangkan ERAL punya katalis baru dari lini lifestyle dan juga langkah strategis memasuki bisnis mobil listrik.
"ERAL lewat anak usahanya PT Era Inovasi Otomotif (EIO) resmi menjadi ATPM mobil listrik XPENG di Indonesia, dan akan mulai memasarkan lini EV premium di pasar domestik. Ini bisa menjadi langkah diversifikasi yang memperluas ekosistem bisnis mereka dari hanya ritel lifestyle ke sektor otomotif berbasis teknologi," jelas Ekky kepada Kontan, Rabu (14/5).
Dalam sebulan terakhir, harga saham ERAA dan ERAL sama-sama menguat cukup signifikan. Untuk ERAA, kenaikan didorong oleh sentimen positif dari rencana buyback senilai Rp 50 miliar dan ekspektasi pemulihan penjualan kuartal II-2025.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dan Prospek Kinerja Astra International (ASII) di Tahun Ini
Sementara ERAL menarik perhatian pasar karena ekspansi bisnis yang agresif dan narasi pertumbuhan dari sektor kendaraan listrik, yang menjadi tren besar dalam transformasi konsumsi gaya hidup.
Sementara itu, Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menjelaskan bahwa perbedaan segmen bisnis menjadi faktor pembeda kinerja kedua emiten.
ERAA lebih fokus pada distribusi gadget, sedangkan ERAL menerapkan strategi diversifikasi dengan memperluas portofolio ke produk gaya hidup dan teknologi baru. "Strategi ini mengurangi ketergantungan ERAL pada satu jenis produk atau merek," kata Azis kepada Kontan, Rabu (14/5).
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Indocement (INTP) Saat Permintaan Semen Lesu
Untuk prospek ke depan, kedua emiten ini mendapat manfaat dari daya beli yang relatif stabil, terutama karena menyasar segmen pasar kelas menengah atas. Terlebih, ERAL mendapat dorongan dari penjualan produk gaya hidup.
Dihubungi terpisah, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief mengungkapkan, memasuki kuartal II-2025, prospek pertumbuhan ERAA dan ERAL mendapat dorongan positif dari peluncuran sejumlah produk baru, termasuk iPhone 16 yang dirilis pada 11 April.
Sebelumnya, kinerja ERAA sempat tertekan akibat kendala Apple dalam memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.
Sementara itu, ERAL terus memperkuat strategi diversifikasinya dengan memasuki segmen kendaraan listrik melalui kemitraan distribusi dengan merek XPeng, sebuah langkah yang mencerminkan fokus perusahaan pada pertumbuhan jangka panjang.
Baca Juga: Libur Waisak, Cermati Strategi Investasi & Rekomendasi Saham Analis di Pekan Pendek
"Penguatan harga saham ERAA dan ERAL dalam sebulan terakhir didorong oleh sejumlah katalis positif, termasuk ekspektasi peningkatan kinerja II-2025 didorong sentimen terhadap peluncuran iPhone 16," jelas Irsyady kepada Kontan, Rabu (14/5).
Di sisi ERAA, kebijakan pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp 50 miliar juga turut memperkuat persepsi pasar atas kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental perusahaan.
Rekomendasi Saham
Secara teknikal, Irsyady merekomendasikan ERAA untuk buy on weakness dengan entry Level Rp 500-Rp 510, take profit Rp 610-Rp 630, dan stoploss Rp 470-Rp 472.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan Usai IHSG Menguat 7 Hari Beruntun
Sementara itu, Irsyady menyarankan buy on weakness ERAL dengan entry level Rp 260-Rp 264, take profit Rp 306-Rp 322, dan stoploss Rp 240-Rp 244.
Azis merekomendasikan aksi beli buy untuk ERAA dengan target harga Rp 590 dan ERAL di level Rp 380.
Ekky menyarankan ERAA dengan target harga di kisaran Rp 580-Rp 610 per saham dan ERAL dengan target teknikal menuju Rp 340-Rp350 per saham.
Selanjutnya: Terbantu Sentimen Global, Rupiah Diprediksi Menguat, Kamis (15/5)
Menarik Dibaca: Airbnb Perkenalkan Fitur Baru, Pengguna Bisa Pilih Berbagai Layanan dan Pengalaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News