Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor ritel di awal tahun 2024 tersengat banyak sentimen positif, termasuk dari gelaran pemilihan umum (pemilu).
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kinerja sektor ritel kurang lebih sama seperti sektor konsumer, yaitu banyak terpengaruh dengan daya beli masyarakat.
Melihat kondisi saat ini, sektor ritel secara bertahap terus menunjukkan pemulihannya. Namun, bisa jadi belum semua emiten pulih.
Menurut Reza, saat ini yang kinerjanya sedang naik adalah emiten ritel yang berhubungan dengan penjualan makanan minuman dan emiten ritel yang menyasar kelas menengah-bawah.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham dan Proyeksi IHSG Jika Pemilu Satu Putaran
“Hal ini bukan berarti yang menyasar kelas middle-up tidak ramai, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah pengunjungnya, bisa jadi yang middle-low lebih banyak,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (15/2).
Faktor harga masih menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih peritel mana yang menurut mereka terjangkau. Emiten ritel yang menjual barang dengan harga terjangkau dan kerap menawarkan promo pasti akan lebih dilirik masyarakat.
“Namun demikian, masing-masing peritel tentu punya pangsa pasarnya masing-masing. Tinggal nanti dilihat mana peritel yang mampu mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkan kinerja,” paparnya.
Di tahun 2024, daya beli masyarakat diproyeksikan masih akan meningkat. Hal itu bisa membuat para konsumen peritel akan pindah ke kelas yang lebih tinggi.
“Hal itu karena para konsumen akan mempertimbangkan kualitas dan pelayanan, bukan lagi sekadar mencari harga yang lebih murah. Kondisi ini akan menjadi menarik untuk sektor ritel,” ungkapnya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Gudang Garam (GGRM) yang Ekspansi ke Bisnis Jalan Tol
Reza pun merekomendasikan buy untuk ERAA, AMRT, MIDI, ACES, dan MAPA dengan target harga masing-masing Rp 530 per saham, Rp 3.130 per saham, Rp 520 per saham, Rp 980 per saham, dan Rp 1.440 per saham.
Rekomendasi hold diberikan untuk LPPF dengan target harga Rp 2.240 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News