kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

Kinerja Emiten Properti Kawasan Industri Masih Tertahan, Ini Kata Analis Mirae


Kamis, 13 November 2025 / 19:24 WIB
Kinerja Emiten Properti Kawasan Industri Masih Tertahan, Ini Kata Analis Mirae
ILUSTRASI. Desain kawasan Subang Smartpolitan yang dikembangkan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto

Direktur & Sekretaris Perusahaan DMAS Tondy Suwanto menyebut, ketidakpastian ekonomi global, dinamika geopolitik, serta kebijakan tarif resiprokal internasional turut menurunkan minat investor asing.

“Adanya kejadian luar biasa di Jakarta serta reshuffle kabinet di kuartal ketiga juga menyebabkan sejumlah transaksi investasi tertunda,” ungkap Tondy dalam keterangan resminya, Jumat (24/10).

Sementara itu, KIJA justru mencatatkan kinerja positif dengan realisasi marketing sales sebesar Rp 2,92 triliun hingga September 2025, naik 22% YoY. Pencapaian tersebut setara 83% dari target tahun 2025 yang dipatok Rp 3,5 triliun.

Baca Juga: IHSG Ditutup Memerah, Cek Rekomendasi Saham Teknikal untuk Jumat (14/11)

Tekanan FDI Masih Bayangi

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, lemahnya kinerja emiten properti kawasan industri tak lepas dari penurunan FDI nasional.

Berdasarkan data, realisasi FDI pada kuartal III-2025 sebesar Rp 212 triliun, turun 8,87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp 232,65 triliun).

Penurunan ini menjadi yang paling tajam sejak kuartal I-2020 saat pandemi Covid-19.

“Jika FDI kembali turun pada kuartal IV, kinerja emiten properti kawasan industri kemungkinan masih tertekan hingga akhir tahun,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id Kamis (13/11/2025).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Jumat (14/11)

Meski begitu, ia melihat peluang pemulihan di awal tahun 2026. Setelah penurunan tajam ke titik terendah (lower base), FDI berpotensi meningkat secara bertahap ke level yang lebih tinggi (higher base).

“Tahun depan bisa lebih optimistis karena perbaikan kondisi makro dan peningkatan ekspor dari sektor manufaktur dapat mendorong FDI masuk kembali,” ujarnya.

Menurut Nafan, penurunan biaya pinjaman (reduction of borrowing cost effect) juga bisa membuat industri manufaktur lebih ekspansif dan meningkatkan permintaan lahan industri.

Namun, ia menambahkan, rekomendasi saham untuk emiten kawasan industri masih menunggu konfirmasi tren pemulihan FDI dan stabilitas ekonomi global.

Selanjutnya: Budi Gadai Gunakan Sumber Dana Internal dan Pinjaman Bank untuk Pembiayaan Gadai

Menarik Dibaca: Promo The Body Shop Diskon s/d 70% Segera Berakhir, Berlaku sampai 15 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×