kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.280   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.222   -8,29   -0,11%
  • KOMPAS100 1.056   -0,04   0,00%
  • LQ45 810   -2,33   -0,29%
  • ISSI 233   0,72   0,31%
  • IDX30 421   -1,68   -0,40%
  • IDXHIDIV20 493   -2,94   -0,59%
  • IDX80 118   0,25   0,21%
  • IDXV30 121   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -1,34   -0,98%

Kinerja Saham Emiten Properti Kawasan Industri Masih Lesu, Ini Sebabnya


Selasa, 10 Juni 2025 / 21:00 WIB
Kinerja Saham Emiten Properti Kawasan Industri Masih Lesu, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Kinerja sejumlah saham emiten properti kawasan industri masih belum menggembirakan. Sejak awal tahun, saham mereka tercatat masih terkoreksi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah saham emiten properti kawasan industri masih belum menggembirakan. Sejak awal tahun, saham mereka tercatat masih terkoreksi.

Tengok saja, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang sahamnya saat ini parkir di level Rp 1.120 per saham. Saham SSIA sudah amblas 16,73% secara year to date (YTD).

Lalu, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) sahamnya turun 6.04% YTD ke Rp 140 per saham. Sementara, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) juga turun 1,08% YTD ke Rp 184 per saham.

Andhika Cipta Labora, Analis Kanaka Hita Solvera melihat, penyebab saham emiten properti kawasan industri turun akibat sejumlah faktor global, seperti perang dagang.

“Hal itu membuat ketidakpastian ekonomi yang membuat perusahaan menahan diri untuk ekspansi, sehingga investor tidak melirik emiten kawasan industri untuk tempat investasi,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (10/6).

Baca Juga: Kinerja Sejumlah Emiten Kawasan Industri Lesu, Mana yang Masih Menarik Sahamnya?

Melihat price to book value (PBV), valuasi DMAS, SSIA, dan KIJA masih murah, karena masih diperdagangkan di bawah 1x. Rinciannya, PBV DMAS sebesar 0,89x, SSIA 0,95x, dan 0,65x.

“Sehingga, membuat emiten kawasan industri menarik untuk diinvestasikan untuk jangka panjang,” tuturnya.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan melihat, penurunan saham emiten properti kawasan industri dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Utamanya, volatilitas pasar sejak awal tahun akibat kekhawatiran perang tarif, pelemahan rupiah, dan suku bunga tinggi yang menekan minat investasi asing di kawasan industri. 

Namun, pelemahan harga saham ini lebih bersifat spekulatif karena tidak sepenuhnya mencerminkan kinerja operasional.

“Emiten seperti SSIA dan DMAS masih mencatat marketing sales yang stabil atau bahkan meningkat secara tahunan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (10/6).

Saat ini, ketiga saham utama sektor ini mulai menunjukkan sinyal pembalikan arah. Meski posisi ideal untuk akumulasi saham mereka sebenarnya pada saat koreksi April 2025, tetapi secara valuasi, harga SSIA, DMAS, dan KIJA saat ini tergolong murah.

“Ketiganya diperdagangkan di bawah nilai buku (PBV kurang dari 1). DMAS memiliki price to earning (PER) sekitar 4, sehingga menjadikannya menarik untuk jangka menengah,” ungkapnya.

Prospek dan Rekomendasi Saham

Di semester II, kata Andhika, emiten properti kawasan industri diproyeksikan bisa berkinerja lebih baik. Salah satu sentimen positif bisa berasal dari situasi perang dagang yang telah kondusif dan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga ke 5,5% pada bulan Mei 2025.

Andhika pun merekomendasikan beli untuk DMAS dan KIJA dengan target harga masing-masing Rp 148 per saham dan Rp 196 per saham.

Senada, Ekky melihat, kinerja emiten properti kawasan industri pada kuartal II 2025 diproyeksikan membaik. 

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Properti Kawasan Industri di Tengah Volatilitas Global

Sentimen ini seiring katalis positif seperti kepastian arah kebijakan ekonomi baru, dorongan hilirisasi, reformasi perizinan, potensi penurunan suku bunga, serta penguatan rupiah dan minat investor pada sektor manufaktur dan data center. 

Ekky pun menyarankan investor untuk memperhatikan saham SSIA, DMAS, dan KIJA dengan target harga masing-masing di Rp 1.285 per saham, Rp 170 - Rp 200 per saham, dan Rp 200 - Rp 204 per saham.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham DMAS ada di level support Rp 139 per saham dan resistance Rp 142 per saham. Rekomendasi trading buy disematkan untuk DMAS dengan target harga Rp 145 - Rp 150 per saham.

Sementara, pergerakan saham SSIA ada di level support Rp 1.055 per saham dan resistance Rp 1.140 per saham. Herditya merekomendasikan speculative buy untuk SSIA dengan target harga Rp 1.160 - Rp 1.190 per saham.

Selanjutnya: Wall Street Dibuka Melemah, Investor Menanti Hasil Perundingan Dagang AS-China

Menarik Dibaca: Cegah Depresi, Ini 4 Manfaat Bersih-Bersih Rumah untuk Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×