Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga emiten operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) kompak mencetak pertumbuhan kinerja per kuartal III-2023.
Per 30 September 2023, TLKM mencetak pendapatan sebesar Rp 111,23 triliun atau tumbuh 2,17% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 108,87 triliun di periode sama tahun lalu.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk TLKM menembus Rp 19,49 triliun. Laba bersih tersebut tumbuh 17,59% secara tahunan dari Rp 16,58 triliun di kuartal-III 2022.
Baca Juga: Emiten Telekomunikasi Garap Pasar Korporasi
Pendapatan ISAT sepanjang periode Januari–September 2023 juga tumbuh 8,48% YoY menjadi Rp 37,46 triliun. Pada periode yang sama di 2022, IOH membukukan pendapatan sebesar Rp 34,53 triliun.
Namun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ISAT turun 24,41% secara tahunan menjadi Rp 2,78 triliun dari Rp 3,68 triliun.
Terakhir, EXCL juga mencetak lonjakan pendapatan sebesar 10,19% secara tahunan menjadi Rp 23,86 triliun per September 2023 dari Rp 21,59 triliun per September 2022.
Dari sisi bottom line, XL Axiata mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,01 triliun. Raihan ini tumbuh 2,99% YoY dari Rp 981 miliar.
Baca Juga: Emiten Telekomunikasi Menggenjot Bisnis Segmen Korporasi
Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mencermati bisnis utama para operator telko sudah memasuki fase senja sehingga tak heran pendapatan dari seluler mulai menyusut.
"Para emiten telekomunikasi masih tetap agile dan lincah ketika bisnis legacy dan tradisional sudah menurun," kata Adityo belum lama ini.
Tak hanya itu, para emiten telekomunikasi juga harus berpacu dengan pertumbuhan teknologi agar berkembang. Misalnya, TLKM yang memperluas ke bisnis data center.
Secara valuasi, Adityo mencermai EXCL masih cukup atraktif dari segi price book value (PBV) di level 1,3 kali. Sementara PBV TLKM dan ISAT masing-masing di posisi 2,7 kali dan 2,5 kali.
Baca Juga: Sinyal Kuat Emiten Telekomunikasi Semakin Tampak
Kemudian dari sisi Price Earning Ratio (PER), EXCL berada di posisi 17,7 kali, ISAT di level 19,7 kali dan TLKM di posisi 13,8 kali. Adityo menilai angka tersebut biasa saja.
"Secara PER tidak bagus, tetapi tidak jelek. Jadi tinggal dipilih mana yang harganya masih atraktif dengan margin tebal," tandasnya.
Adityo bilang secara prospek sektor telekomunikasi masih cukup solid untuk setahun ke depan. Apalagi di akhir tahun ini, akan ada gelaran kampanye.
Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi menilai dari sisi kinerja operasional, para emiten operator telekomunikasi akan terus fokus untuk meningkat ARPU basis pelanggannya.
Baca Juga: Peluang dan Tantangan dari Masuknya Starlink
Dia memproyeksikan persaingan di pasar Fiber to The Home (FTTH) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) masih akan tetap ketat untuk beberapa waktu ke depan karena pasar relatif konservatif.
Samuel Sekuritas menyematkan peringkat overweight pada sektor telekomunikasi dengan rekomendasi beli TLKM di target harga Rp 4.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News