Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor infrastruktur masih menjadi jawara di Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan Selasa (17/10) laju saham di sektor ini yang tercermin pada IDX Infrastruktur melompat paling tinggi dengan lonjakan 7,54%.
Sektor ini juga paling moncer jika diukur secara mingguan maupun tahun berjalan. Pada perdagangan pekan lalu, IDX Infrastruktur melejit 18,32% saat mayoritas indeks sektoral melemah. Secara year to date, IDX Infrastruktur sudah terbang 36,54%, paling tinggi ketimbang indeks sektoral lainnya.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menyoroti segmen bisnis yang digeluti emiten di dalam sektor infrastruktur cukup bervariasi. Mulai dari emiten di industri konstruksi, telekomunikasi, jalan tol, hingga energi baru dan terbarukan (EBT).
Sehingga, sentimen yang mengerek naik atau turun kinerja sektor infrastruktur akan beragam. "Tidak ada satu sentimen khusus yang menggerakkan semuanya, karena emiten di sini memiliki sentimennya masing-masing," kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (17/10).
William memandang pendorong laju sektor infrastruktur belakangan ini berasal dari saham emiten EBT. Setelah lonjakan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada Agustus - September, kini muncul PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN).
Baca Juga: Salip AMMN, Market Caps Barito Renewables (BREN) Jadi yang Terbesar Kelima di BEI
Bahkan, laju BREN belum terbendung dengan mencapai auto rejection atas (ARA) berjilid-jilid. Kapitalisasi pasar BREN terbang hingga menembus posisi lima besar, menyalip PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan saham big caps di sektor infrastruktur yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
"BREN bisa dibilang menjadi saham dengan bobot terbesar di sektor ini. Jika ada saham-saham infrastruktur lainnya yang menguat, maka mereka turut serta dalam mendorong penguatan indeks sektor ini," imbuh William.
Equity Sales Jasa Utama Capital Sekuritas Alfredo Gusvirli mengamini, pendorong utama sektor infrastruktur datang dari saham EBT, terutama PGEO dan BREN. Di samping itu, saham emiten konstruksi tampak mulai menunjukkan perubahan arah sejak periode kuartal III.
Bagi saham konstruksi, keberlanjutan proyek pembangunan menjadi katalis yang krusial, khususnya komitmen pemerintah untuk menggarap Ibu Kota Negara (IKN). Dus, sentimen Pemilu & Pilpres juga akan menjadi sentimen penting yang bisa menggerakkan saham konstruksi.
Sementara itu, Alfredo melihat masih terjadi konsolidasi di beberapa saham emiten telekomunikasi dengan market cap yang cukup jumbo. Di sisi lain, secara sektoral, Alfredo menyarankan agar mengantisipasi potensi penurunan di dalam indeks infrastruktur.
"Sektor infrastruktur sementara akan bisa naik dalam jangka pendek, didorong oleh emiten yang berbobot market cap besar. Tetapi investor tetap harus mempersiapkan adanya penurunan," kata Alfredo.
William punya pandangan serupa, dan menyarankan pelaku pasar mewaspadai aksi profit taking yang rawan terjadi pada saham yang sudah naik tinggi. Meski begitu, masih cukup banyak saham sektor infrastruktur yang menarik dilirik.
Terhadap saham telekomunikasi, William menyematkan rekomendasi buy untuk TLKM, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT). Saham jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) juga layak dikoleksi. Kemudian, hold saham emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana turut memandang potensi penguatan sektor infrastruktur hingga akhir tahun mulai terbatas, atau tidak seagresif pada bulan ini. "Secara teknikal, kami mencermati masih terdapat tanda lanjutan dari IDX Infrastructure, meskipun volumenya tidak begitu besar," kata Herditya.
Baca Juga: Saham Ambles, Begini Emiten yang Punya Kaitan dengan GOTO
Sebagai rekomendasi, Herditya menjagokan saham JSMR dengan target harga Rp 4.850 - Rp 4.900, lalu EXCL target harga Rp 2.450 - 2.500, dan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) dengan target harga di Rp 915 - Rp 950.
Saham emiten jalan tol juga menjadi pilihan Alfredo. Rekomendasinya adalah JSMR dengan target Rp 5.000 dalam jangka menengah dan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dengan target di level Rp 260 dan Rp 300.
Pada emiten EBT, pelaku pasar bisa memantau saham PGEO dengan support di Rp 1.250 dan resistance di Rp 1.620. Sedangkan untuk saham telekomunikasi, Alfredo menyarankan untuk wait and see terlebih dulu karena sedang terjadi konsolidasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News