kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.350   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Kinerja Emiten BUMN Karya Positif di Semester I, Cek Rekomendasi Analis


Selasa, 03 September 2024 / 05:35 WIB
Kinerja Emiten BUMN Karya Positif di Semester I, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Aktivitas proyek pembangunan konstruksi gedung yang dikerjakan oleh PT Adhi Persada Gedung, anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) di Jakarta, Jumat (24/5). Kinerja emiten BUMN Karya di semester I-2024 membaik tapi prospek kinerjanya masih diselimuti awan mendung di semester II-2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Terkait harga saham emiten BUMN Karya, Andhika melihat kenaikannya sudah terlalu tinggi. Sehingga, sudah rawan terkoreksi karena akan ada aksi profit taking yang dilakukan oleh para pelaku pasar.

“Sebaiknya para pelaku pasar melakukan sell on strength dulu untuk saham-saham emiten BUMN Karya,” tuturnya.

Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mengatakan, kinerja WIKA di semester I 2024 terbantu dari proses restrukturisasi utang. 

Baca Juga: Emiten Astra Group Diprediksi Bukukan Kinerja Positif di 2024, Cek Rekomendasi Analis

Hasil dari restrukturisasi utang itu tercatat di pos penghasilan lain-lain sebesar Rp 4,38 triliun di semester I. WIKA pun masih mengalami defisit kas bersih dari aktivitas operasi Rp 1,9 triliun di periode tersebut.

Walaupun mengalami defisit, WIKA membukukan kas dan setara kas per akhir Juni 2024 senilai Rp 7,04 triliun, naik 284,73% yoy. Peningkatan ini disebabkan adanya penerimaan modal disetor sebesar Rp 6,06 triliun pada awal tahun ini.

“Jadi, kenaikan harga saham WIKA juga tidak disebabkan dari perbaikan kinerja itu. Memang valuasinya masih murah dan ada harapan kinerjanya membaik. Namun, prosesnya masih panjang dan masih banyak liabilitasnya yang masih harus dilakukan restrukturisasi lagi,” ujarnya kepada Kontan, Senin (2/9).

Teguh melihat, kinerja WIKA dan WSKT masih berat di semester II 2024 akibat beban operasional dan beban bunga yang masih sangat tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan kinerja PTPP dan ADHI yang dinilai masih memiliki pemasukan dan arus kas yang positif.

Baca Juga: Kinerja Semen Indonesia (SMGR) Tertekan di Semester I, Begini Rekomendasi Analis

Kendati demikian, kinerja emiten BUMN Karya masih diselimuti awan mendung mengingat akan terjadi pergantian pemerintahan.

“Proyek-proyek on going mereka itu berasal dari pemerintahan Joko Widodo. Kinerja mereka bisa naik lagi kalau pemerintahan Prabowo Subianto lebih jorjoran lagi dalam belanja infrastruktur,” paparnya.

Sayangnya, hal itu masih belum pasti, mengingat pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara saat ini mendapatkan banyak protes dari berbagai pihak. 

“Alhasil, penopang kinerja emiten BUMN Karya jadi bergantung pada penerimaan penyertaan modal negara (PMN) dan proses divestasi. Namun, itu pun susah, karena misalnya menjual jalan tol juga tidak semudah itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Bendungan Mbay, Langkah Strategis Dukung Kedaulatan Pangan

Teguh pun merekomendasikan sell untuk WIKA saat ini, mengingat harga sahamnya sudah naik sangat tinggi di level Rp 458 per saham pada Senin (2/9). Untuk PTPP dan ADHI direkomendasikan hold dengan target harga masing-masing Rp 500 per saham dan Rp 700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×