Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
Pada tahun ini sendiri MBAP menargetkan produksi sebesar 4 juta ton. “Secara operasional, kami masih tetap mengikuti jadwal produksi yang ditetapkan,” kata dia, Selasa lalu (28/4).
Target produksi batubara MBAP sendiri memang tidak jauh berbeda dengan realisasi produksi di tahun 2019 silam. Berdasarkan laporan tahunan 2019, kala itu MBAP berhasil memproduksi 4,18 juta ton batubara. Di saat yang sama, perusahaan ini juga mampu menjual batubara sebanyak 4,42 juta ton.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) teken fasilitas pinjaman dengan BBCA Rp 1,5 triliun
Chandra mengaku, sejauh ini pandemi virus Corona belum terlalu berpengaruh terhadap kinerja produksi batubara MBAP. Manajemen MBAP pun tetap menjalankan protokol standar penanganan corona baik di kantor pusat maupun di lokasi tambang.
Tahun lalu, China menjadi negara tujuan ekspor batubara terbesar bagi MBAP dengan total penjualan sebesar US$ 74,33 juta. Kemudian diikuti oleh Korea Selatan sebesar US$ 52,64 juta dan Malaysia sebesar US$ 48,03 juta. Adapun penjualan batubara MBAP ke pasar domestik tercatat sebesar US$ 29,34 juta.
Chandra menyebut, secara umum pihaknya masih percaya dengan kemampuan ekspor batubara ke luar negeri. “Perusahaan mampu melakukan penjualan batubara dengan mengoptimalkan pasar yang ada saat ini, termasuk mencari pasar baru baik domestik maupun ekspor,” terang dia.
Langkah berbeda ditempuh, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang mulai mengambil ancang-ancang merevisi target produksi dan penjualan jika dampak pandemi corona masih terus berlanjut hingga melewati semester I tahun ini.
Baca Juga: Pendapatan Malindo Feedmill (MAIN) maik 11,19% sepanjang 2019
Skenario terburuk PTBA, Covid-19 bisa sampai Oktober atau November tahun ini. "Dengan kondisi seperti ini, ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif seperti yang dikatakan Menteri Keuangan," kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin saat konferensi pers virtual, kemarin (4/5).
mencatatkan volume penjualan batubara di sepanjang kuartal pertama 2020 sebesar 6,8 juta ton. Realisasi ini naik 2,1% dari pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6,6 juta ton . Meski demikian, volume produksi PTBA terkontraksi sekitar 2,8% yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi khususnya pada awal tahun.
Pencapaian emiten pelat merah ini tidak lepas dari strategi manajemen dalam melakukan efisiensi yang berkelanjutan di semua lini & mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Vietnam dan sejumlah negara Asia lainnya.
“Strategi optimasi penjualan ekspor batubara medium to high calorie ke premium market juga menyokong pencapaian ini,” ujar Hadis Surya Palapa, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam.
Baca Juga: Rasio dividen Indo Tambangraya (ITMG) diprediksi lebih rendah, ini sebabnya
Hadis mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi mulai dari akhir tahun 2019 memang belum memberikan dampak yang signifikan bagi kinerja PTBA pada kuartal I-2020. Namun memasuki periode triwulan II, dampak dari semakin meluasnya penyebaran Covid-19 mulai dirasakan oleh PTBA.