Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Daniel memperkirakan kinerja emiten-emiten batubara pada semester II-2025 masih rawan tertekan.
Hal ini seiring kondisi ekonomi global yang belum stabil dan banyaknya negara yang mulai bertransisi menuju energi terbarukan, sehingga dapat berdampak negatif bagi permintaan batubara.
Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, potensi pemulihan sektor batubara tetap terbuka pada paruh kedua tahun ini.
Salah satu faktor pemicunya adalah sentimen perang dagang yang mulai mereda. Apalagi, banyak negara yang berlomba-lomba bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) agar terhindar dari tarif resiprokal.
Sentimen ini dapat mendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga permintaan batubara di pasar global juga akan pulih.
Baca Juga: Ekspor Batubara Indonesia Periode Januari-Mei 2025 Anjlok, BPS Ungkap Penyebabnya
Ditambah lagi, jelang akhir tahun nanti sebagian negara akan memasuki musim dingin yang tentu akan memicu kenaikan kebutuhan energi seperti batubara.
“Faktor-faktor ini akan menjadi peluang bagi emiten berbasis batubara untuk meningkatkan kembali kinerjanya,” imbuh dia, Kamis (3/7).
Dia menambahkan, dengan kondisi pasar seperti saat ini, sudah saatnya emiten-emiten produsen batubara fokus melakukan diversifikasi bisnis, baik ke sektor pertambangan mineral seperti emas dan nikel ataupun masuk ke sektor energi terbarukan.
Emiten batubara juga bisa mendiversifikasikan bisnisnya dengan mengembangkan proyek gasifikasi batubara sebagai bagian dari hilirisasi komoditas tersebut.
Hanya saja, proyek gasifikasi tersebut memerlukan teknologi canggih dan menelan biaya investasi yang relatif tinggi.
Nafan merekomendasikan akumulasi beli saham AADI dengan target harga Rp 7.425—9.225 per saham. Saham ITMG turut disarankan long term buy dengan target harga Rp 23.100—25.800 per saham.
Adapun saham UNTR direkomendasikan akumulasi beli dengan target harga Rp 21.750—24.000 per saham.
Daniel menyebut saham AADI dapat dipertimbangkan oleh investor dengan target harga jangka panjang di level Rp 8.000 per saham.
Selanjutnya: Moms Wajib Tahu, Ini Sederet Fakta Tarik Tunai Kartu Kredit 2025
Menarik Dibaca: Moms Wajib Tahu, Ini Sederet Fakta Tarik Tunai Kartu Kredit 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News